https://sumateraekspres.bacakoran.co/

5 FO Terhambat, Pemprov Bebaskan Lahan, Siapkan Anggaran Rp45 M, Target Pembangunan Tahun Ini

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemprov Sumsel turun tangan penyelesaian kendala pembebasan lahan untuk pembangunan 5 flyover di lintas Prabumulih-Muara Enim. Agar dapat terbangun, pemprov akan menanggung biaya pembebasan lahan mencapai Rp45 miliar. Harapannya program strategis ini dapat segera terealisasi.

Kelima flyover itu berada di Jl Sudirman, Belimbing, Gunung Megang (1 dan 2), dan Hujan Mas supaya dapat mendukung kelancaran dan keselamatan lalu lintas. Pj Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Elen Setiadi, mengatakan selama ini pembangunan belum berjalan karena terkendala lahan, makanya pemprov coba ikut menyelesaikan permasalahan ini. 

"Pembebasan lahan ini untuk di Jl Sudirman sekitar 350 meter dengan anggaran sekitar Rp3 miliar, Belimbing dan Gunung Megang sekitar Rp42 miliar, sehingga totalnya sekitar Rp45 miliar. Dengan kemampuan fiskal Pemprov Sumsel kita mampu untuk ini. Kita memikirkan nilai manfaatnya," sampainya usai FGD Rencana Pembangunan FO Lintas Prabumulih-Muara Enim di Griya Agung, Selasa (14/1). 

Elen menjelaskan pentingnya pembangunan FO di setiap wilayah supaya dapat memanfaatkan sumber daya alam (SDA), salah satunya cadangan batu bara yang besar di Sumsel. "Persoalannya kita punya cadangan batu bara bara yang besar tetapi belum dapat dikeluarkan, sehingga nilai manfaatnya tidak dapat. Padahal kita butuh untuk peningkatan ekonomi, penurunan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan infrastruktur," katanya.

BACA JUGA: Pemprov Sumsel Alokasikan Rp45 Miliar untuk Pembebasan Lahan 5 Flyover Prabumulih-Muara Enim

BACA JUGA:Manfaatkan Lahan Mapolsek Air Sugihan untuk Tanam Jagung

Menurut Elen, untuk mengoptimalkan pengangkutan batu bara ini perlu membangun infrastruktur pendukung yaitu flyover. Karena selama ini Sumsel punya potensial loss yang tidak termanfaatkan nilai ekonomi itu sekitar 34 juta ton batu bara per tahun. "Saat ini PT KAI hanya mampu mengeluarkan sekitar 55 juta ton per tahun, ditambah swasta menjadi 84 juta ton per tahun.  Kalau kita bangun FO ini, kemudian disambungkan dengan pelabuhan di Palembang kita bisa meningkatkan 34 juta ton tambahan untuk ekspor batu bara," jelasnya.

Dengan adanya peningkatan volume pengangkutan, manfaatnya tentu sangat besar sekali. "Paling tidak tambahan DBH saja sekitar Rp270 juta, sementara multiplier effect ada uang beredar mencapai Rp2 triliun," sebut Elen. Belum lagi dari sisi tenaga kerja. "Kalau kita hitung kasar saja, akan ada 150-200 ribu penyerapan tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Hanya karena FO-nya tidak jadi-jadi," ujarnya. 

Untuk itu, dirinya memastikan pembangunan harus berjalan. "Hari ini (kemarin, red) sudah saya pastikan semua bahwa 5 FO itu harus dibangun. Kita siapkan tahun ini, kalau bisa dibangun tahun ini sehingga tahun 2027 atau paling cepat tahun depan, 34 juta ton batu bara bisa dikeluarkan tambahannya, karena kita mengejar multiplier effectnya," tegasnya.

Menurutnya, PU sudah siap untuk pembangunan 2 flyover. Muara Enim sudah ya, tinggal hanya lahan, satu lagi di Gunung Megang. Dua lagi dibangun di luar APBN, itu yang diminta satu dibangun PT KAI dan satu lagi PTBA. PTBA harus terlibat karena penerima manfaat langsung, sebab KAI hanya transportasi sedangkan yang punya barang PTBA jadi harus ikut di situ," paparnya. 

BACA JUGA:Warga Kota Modern Ancam Gugat Developer, Pemilik Lahan Keruk Jalan Perumahan

BACA JUGA:Kementerian Agama Salurkan Dana Santunan untuk Warga Penggarap Lahan UIII

Karena ini PSN, Pemprov Sumsel turun tangan dan disepakati penyediaan lahan kelima FO oleh Pemprov, sedangkan lahan yang milik kereta api atau konkad jadi tanggung jawab KAI. "Dengan demikian proyek yang bertahun-tahun tidak jalan, lahannya kita bantu penyelesaian, maka 2025 dapat berjalan baik dari PUPR, PTBA maupun KAI," tukasnya. 

Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan KAI, Rudi As Atturidha menjelaskan, jalur logistik kereta api Lahat-Kertapati memiliki peran penting dalam kelancaran distribusi batu bara di Sumsel. "Tahun 2024 kita mengangkut sebanyak 55 juta ton batu bara per tahun. Ke depan kita juga sudah menyiapkan sarana prasarana untuk meningkatkan kapasitas angkut menjadi 89 juta ton per tahun di 2026," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan