Menaruh Harapan Hari Esok Lebih Baik
Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si, Dosen (Widyaiswara) BDK Palembang--
Untuk bekal menatap masa depan pun bukan hanya bersifat materi saja, akan tetapi persiapan sumber daya manusia pun harus segera disiapkan. Sejak sekarang generasi penerus harus sudah siap.
Sebagai kaum muslimin yang berorientasi kepada masa depan, kita harus mampu merefleksi masa lalu dan harus mampu mengkalkulasi, apakah tahun yang telah lalu lebih banyak kebaikan yang telah kita lakukan dibanding dengan keburukan?
Ataukah sebaliknya, terlalu banyak hal-hal yang buruk justru kita lakukan, sehingga kebaikan yang kita lakukan hilang dan tertutup oleh keburukan.
Yakinlah, muhasabah yang dilakukan akan menjadi modal bagi kita untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, dan perilaku buruk tidak terulang lagi.
Rasulullah SAW selalu memberikan spirit pada kita agar semangat melakukan perubahan, visioner ke arah yang lebih baik menuju keberuntungan.
Beliau pun mengingatkan kita semua agar terus melakukan perubahan-perubahan menuju kebaikan sehingga menjadi orang-orang beruntung.
Beliau bersabda dalam riwayat Al-Hakim ‘Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka’.
Untuk menggapai masa depan yang lebih baik, maka pada awal tahun ini ada baiknya kita hitung-hitung amal perbuatan yang pernah kita lakukan.
Prinsipnya harus surplus jangan sampai sama, apalagi defisit. Ada baiknya kita perhatikan dan kita amalkan nasihat Umar bin Khattab ra ‘Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal’.
Dalam kontek nasihat Umar bin Khattab ini, menyatakan bahwa evaluasi lebih dini kepada diri kita akan menguntungkan terutama pada kehidupan kelak.
Seorang yang beriman akan mampu bermuhasabah masa lalu untuk masa depan dan mampu mengawasi dirinya atas kelemahan-kelamahannya, lalu meluruskannya kembali supaya tetap berada pada jalan lurus yang lebih baik.
Kaum muslimin akan mampu memaksakan dirinya supaya beribadah dan taat sehingga bisa beribadah dengan keikhlasan yang sempurna.
Juga mampu membersihkan dirinya dari kotoran syirik, nifaq, ujub, serta penyakit-penyakit rohani lainnya.
Istiqamah dalam jalan ridha Allah SWT menuju negeri akhirat secara terus menerus berkesinambungan. Jadilah kaum muslimin yang mampu melahirkan rasa takut terhadap murka Allah SWT karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Kaum muslimin apabila mengingat dosa yang pernah dilakukannya, ia merasakan seolah berada di bawah dan menatap bukit yang tinggi terjal. Ia merasa takut apabila gunung tersebut menimpa dirinya.