Keluarga Minta Ekshumasi Jenazah Riska, Duga Kematian Terkait Pembunuhan

Reporter: Akda |

Editor: Irwansyah |

Kamis , 09 Jan 2025 - 18:29

Keluarga Riska ajukan ekshumasi jenazah, curiga kematian akibat pembunuhan, bukan bunuh diri. Proses dilakukan tim Dokkes Polda Sumsel, didampingi personel Polres Banyuasin dan disaksikan oleh pihak keluarga. Foto:Akda/Sumateraekspres.id--

BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID – Kematian misterius Riska (30), warga Dusun Talang Kebang, Kelurahan Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, pada Jumat (13/11/2023), menyisakan tanda tanya bagi keluarga.

Mereka tidak percaya jika Riska meninggal akibat gantung diri seperti yang diumumkan sebelumnya.

Keluarga menduga ada indikasi pembunuhan dan merasa perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Merasa janggal dengan kondisi jenazah, keluarga Riska akhirnya mengajukan permohonan ekshumasi kepada pihak kepolisian untuk membuka makam di TPU Talang Kebang, pada Kamis (9/1/2025).

Proses penggalian kubur ini dilakukan oleh tim medis dari Dokkes Polda Sumsel, didampingi oleh personel Polres Banyuasin dan disaksikan oleh pihak keluarga.

Kuasa Hukum Keluarga Ungkap Kejanggalan. Mat Safei, kuasa hukum keluarga Riska, menjelaskan bahwa ekshumasi dilakukan atas permintaan pihak keluarga yang meragukan hasil pemeriksaan awal.

Keluarga menemukan sejumlah luka lebam pada tubuh korban yang memperkuat dugaan mereka bahwa Riska bukanlah korban bunuh diri.

"Kami merasa ada kejanggalan dalam kematian Riska. Kami menduga ini adalah tindak pidana pembunuhan, bukan kecelakaan atau bunuh diri.

Kami mendapat mandat dari keluarga untuk melaporkan hal ini ke pihak kepolisian," ungkap Safei.

Kuasa hukum juga berharap agar pihak kepolisian dapat mengungkapkan kebenaran secara profesional dan memastikan keadilan bagi korban.

keluarga minta ekshumasi jenazah riska, duga kematian terkait pembunuhan                            banyuasin, sumateraekspres.id – kematian misterius riska (30), warga dusun talang kebang, kelurahan pangkalan balai, kecamatan banyuasin iii, pada jumat (13/11/2023), menyisakan tanda tanya bagi keluarga.
mereka tidak percaya jika riska meninggal akibat gantung diri seperti yang diumumkan sebelumnya.
keluarga menduga ada indikasi pembunuhan dan merasa perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
merasa janggal dengan kondisi jenazah, keluarga riska akhirnya mengajukan permohonan ekshumasi kepada pihak kepolisian untuk membuka makam di tpu talang kebang, pada kamis (9/1/2025).
baca juga:penyidik periksa saksi baru dalam kasus penjualan aset yayasan bhs, penyitaan terus berlanjut
baca juga:jatanras tangkap komplotan spesialis pencurian minimarket lintas provinsi, kerugian capai rp13 juta
proses penggalian kubur ini dilakukan oleh tim medis dari dokkes polda sumsel, didampingi oleh personel polres banyuasin dan disaksikan oleh pihak keluarga.
kuasa hukum keluarga ungkap kejanggalan. mat safei, kuasa hukum keluarga riska, menjelaskan bahwa ekshumasi dilakukan atas permintaan pihak keluarga yang meragukan hasil pemeriksaan awal.
keluarga menemukan sejumlah luka lebam pada tubuh korban yang memperkuat dugaan mereka bahwa riska bukanlah korban bunuh diri.
"kami merasa ada kejanggalan dalam kematian riska. kami menduga ini adalah tindak pidana pembunuhan, bukan kecelakaan atau bunuh diri.
baca juga:cicilan tinggal dua bulan, motor hilang dicuri di palembang, m. subhan lapor polisi
baca juga:mandi lumpur dan merayap, bintra polri polres oi bangun semangat kedisiplinan di tanjung senai
kami mendapat mandat dari keluarga untuk melaporkan hal ini ke pihak kepolisian," ungkap safei.
kuasa hukum juga berharap agar pihak kepolisian dapat mengungkapkan kebenaran secara profesional dan memastikan keadilan bagi korban.
kapolres banyuasin, akbp ruri prastowo, melalui kasat reskrim akp teguh prasetyo, menyebutkan bahwa awalnya keluarga riska menolak untuk melakukan otopsi pada jenazah.
namun, setelah beberapa hari, mereka melaporkan kejanggalan yang mereka temui pada jenazah kepada pihak kepolisian.
baca juga:kemendagri bersama bppik fokus evaluasi program pembangunan daerah
baca juga:jam kerja dan gaji pppk paruh waktu, apa yang perlu diketahui?
“awalnya pihak keluarga tidak ingin dilakukan otopsi. namun setelah melihat ada kejanggalan, mereka akhirnya melapor ke polisi dan meminta agar ekshumasi dilakukan untuk memastikan penyebab kematian,” jelas akp teguh.
ekshumasi yang dilakukan diharapkan dapat memberikan bukti medis yang lebih jelas mengenai penyebab kematian riska dan mengungkapkan apakah ada unsur kejahatan yang terlibat.
kematian riska yang sempat dianggap sebagai kasus bunuh diri kini membuka kembali kemungkinan adanya tindak kejahatan di baliknya.
baca juga:smk aisyiyah insan utama prabumulih dibobol maling, pelaku ditangkap polisi
baca juga:tunjangan sertifikasi 2025 berlaku pemotongan, ini besarannya
pihak keluarga berharap hasil pemeriksaan lebih lanjut dapat mengungkapkan fakta yang sebenarnya mengenai peristiwa tragis ini, serta membawa keadilan bagi riska.