Wak Ripin
Wak Ripin, demikian anak-anak kami memanggilnya. Nama lengkapnya H. Zainal Arifin. Dia seorang qori tunanetra yang handal dan beberapa kali mengharumkan nama Sumatera Selatan.
Sejak kecil ia tak mampu lagi melihat dunia dan seisinya. Tetapi keterampilannya cukup banyak. Ia bisa memanjat pohon kelapa dan memilih mana dogan mana kelapa tua. Ia juga bisa membersihkan rumput halaman rumahnya. Bahkan, dulu ia pernah jadi juragan becak.
Yang tak kalah melegenda, ia seorang tukang pijat profesional. Salah seorang pejabat di bumi Sriwijaya ini tak pernah pindah ke lain hati hingga kini karena kepiawaian tangannya memijat. Konon katanya, pijatan Wak Ripin dapat menghidupkan saraf dan menghilangkan lelah. BACA JUGA : Pertahankan Tradisi Ngidang
Wak Ripin pun mendapatkan tiket naik haji karena sang pejabat jatuh cinta pada tukang pijat yang sederhana dan tak pernah meminta apa-apa ini.
Walau "tiket" menjadi tamu Allah sudah di tangannya, Wak Ripin belum juga mau berangkat. Ternyata, dia dan sang istri mengumpulkan receh demi receh agar bisa pergi haji berdua.
"Kami punya tabungan 15 juta, Pak. Nanti kalau sudah cukup, kami ingin berangkat berdua," ujar Wak Ripin saat sowan berdua sang istri sambil menyerahkan uang tabungan mereka.