Ihwal dari Rambut yang Terburai Aulia Umuludin
PINTU MASUK : Gerbang masuk Desa Burai yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir. Desa ini dikelilingi bentangan aliran Sungai Kelekar. FOTO : ANDIKA/SUMEKS--
Di sela waktu, tiba-tiba air pasang di Sungai Kelekar naik perlahan. Sampai ketinggian air pasang sungai itu membawa hanyut rambut Aulia Umuludin.
Arus yang deras menghanyutkan potongan rambut sampai ke rombongan Aulia Umuludin yang sebelumnya mendirikan pemukiman di Desa Burai.
"Dari sini masyarakat percaya jika rambut milik Aulia Umuludin yang terburai itu adalah kepunyaan tuannya. Menjadi isyarat bahwa pemimpinnya sedang berjaga di ujung desa," tukasnya.
Banyak masyarakat yang pada waktu itu sedang mengambil wudhu di sungai juga melihat rambut yang terburai. Sontak beberapa orang yang melihat mengambil rambut yang terburai tersebut.
"Karena itulah, masyarakat setempat pada saat itu menamakan Desa Burai dari rambut yang terburai. Itulah namanya jadi Desa Burai," tuturnya.
Hingga kini, masyarakat setempat masih mengenangnya dengan bukti adanya keberadaan makam Aulia Umuludin. Berada tidak jauh dari desa Burai.
Masih sering didatangi peziarah baik dari masyarakat dalam dan luar desa. Mendoakan maupun sembari meminta hajad dan niat kepada sang pencipta.
Letak makam Aulia Umuludin seakan jadi pos pantau sebelum masuk desa Burai dari jalur air.
BACA JUGA:Desa Burai Kembali Gelar Festival Burai II, Ini Dia Keseruannya
BACA JUGA:Demonstran Desa Burai Minta Penundaan Pelantikan PAW, DPRD Ogan Ilir Tetap Melanjutkan Proses
Kepercayaan masyarakat tentang tokoh Aulia Umuludin yang punya ketaatan agama Islam tinggi, jadi tauladan untuk dicontoh.
Sehingga masyarakat percaya jika makamnya tersebut bisa mendatangkan karomah.
Keindahan bentang alam Desa Burai menjadikannya kini sebagai destinasi ekowisata yang meraih penghargaan nasional. (dik/fad/)