https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Ihwal dari Rambut yang Terburai Aulia Umuludin

PINTU MASUK : Gerbang masuk Desa Burai yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir. Desa ini dikelilingi bentangan aliran Sungai Kelekar. FOTO : ANDIKA/SUMEKS--

OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Desa Burai merupakan salah satu wilayah yang berada di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.

Desa ini dikelilingi bentangan aliran Sungai Kelekar dengan ekosistem flora dan fauna di perairan rawa.

BACA JUGA:Pemanfaatan Perahu Hybrid dan Website, Tingkatkan Promosi Wisata di Desa Burai

BACA JUGA:Tanaman Nangka Miliki Nilai Ekonomis, Tanam 1.000 Bibit Nangka di Desa Burai

Desa yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan ini punya legenda tentang asal-usul kenamaan Burai.

Sudah menjadi cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. 

Butuh waktu sekitar 30 menit dengan kendaraan dari Indralaya ke Desa Burai. Berjarak 10 km dari pusat Kecamatan Tanjung Batu.

Tokoh masyarakat Desa Burai, Muchtar Majid menuturkan pada zaman dahulu ada seorang tokoh bernama Aulia Umuludin beserta rombongannya menaiki perahu.

Mereka diperkirakan datang dari wilayah seberang di Palembang melewati aliran sungai. 

"Dikenal dengan keteguhan agama Islam-nya yang kuat. Sewaktu tiba jadwal salat Zuhur, Aulia Umuludin memutuskan untuk berlabuh di Burai," terangnya.

Pada waktu itu Burai masih dipenuhi hutan. Pada saat berlabuh setelah mendirikan salat ia juga membuat pondok. Sambil merebus ubi dan menebang pohon-pohon sekitar. 

Di sisi lain, rombongan Aulia Umuludin memutuskan berlabuh di tempat yang agak ke dalam. "Lokasi tersebut yang menjadi Desa Burai sekarang," ungkapnya.

Pada suatu ketika, Aulia Umuludin terbesit menggunting rambutnya, karena merasa sudah terlalu panjang sehingga sedikit memendekkan potongan rambutnya. 

"Potongan rambut Aulia Umuludin itu lalu diikat rapi dan diletaknya di sekitar pondokan yang dibangun olehnya sebelumnya," sebutnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan