https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kaget Ditolak Berobat Pakai JKN KIS, Kepesertaan Puluhan Ribu Warga di Sumsel Nonaktif

--

Kepala Bagian SDM, Umum, dan Komunikasi BPJS Kesehatan Cabang Lubuklinggau, Patria Danu, mengatakan, pihaknya telah berkirim surat ke kepada PJ Bupati Empat Lawang. Menginformasikan berakhirnya rencana kerja PBPU/BP 2024.

Dengan begitu, layanan kesehatan terhadap 43.517 peserta akan dinonaktifkan. Pemkab juga diminta menyelesaikan tunggakan Rp38 miliar itu. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Empat Lawang, Deri Kurniawan mengatakan, perjanjian kerja sama dengan BPJS Cabang Lubuklinggau hanya 10 bulan.

Berlaku Januari sampai Oktober 2024. “Jadi mulai November dan Desember 2024 ditangguhkan dulu, sampai ada perjanjian berikutnya," tukasnya. Pj Bupati Empat Lawang, Fauzan Khoiri menjelaskan, 2025 ini tunggakan BPJS KIS berangsur dilunasi. "Ke depan akan fokus melunasi tunggakan BPJS Kesehatan," tukasnya. 

BACA JUGA:Bawaslu Lahat Daftarkan Petugas Adhoc ke BPJS Ketenagakerjaan untuk Perlindungan Sosial Optimal

BACA JUGA:BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja Administrasi, Daftar Sesuai Domisili, Segera Lamar Yuk!

Terpisah, Pj Bupati OKI, Ir H Asmar Wijaya memastikan, akhir  2024 Pemkab OKI dan BPJS Kesehatan telah melakukan perpanjangan penandatanganan kerja sama JKN KIS 2025."Itu bentuk komitmen kami berikan perlindungan jaminan kesehatan bagi masyarakat OKI," tegasnya.

Dengan begitu, OKI sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC). Capaian cakupan kepesertaan di akhir 2024 mencapai 96 persen dengan total 755 ribu warga tercover BPJS. Peserta yang dibiayai Pemkab OKI sebanyak 91.617 jiwa.

Selain melanjutkan kerja sama BPJS KIS, Pemkab OKI mendukung penuh RSUD Tugu Jaya untuk memenuhi syarat melayani pasien BPJS Kesehatan. RSUD Tugu Jaya awalnya Puskesmas, lalu naik status menjadi Rumah Sakit Pratama dan kini tipe D.

Dengan dibukanya layanan BPJS Kesehatan, masyarakat di wilayah Lempuing dan sekitarnya tidak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke RSUD Kayuagung yang selama ini menjadi rujukan utama. 

Di Banyuasin, kerja sama BPJS KIS juga berlanjut. Kepastian ini disampaikan Kepala Dinkes Banyuasin, dr Rini Pratiwi MKes melalui Kabid Yankes, Suparsih. “Masih tetap jalan,” ucapnya.

Diakui, Pemkab Banyuasin masih punya tunggakan untuk Desember sebesar Rp5 miliar yang belum dibayarkan kepada BPJS Kesehatan. Tunggakan itu merupakan iuran kepesertaan PBI APBD.

Saat ini, Banyuasin sudah UHC, dengan peserta BPJS Kesehatan 98.51 persen atau 853.978 jiwa dari total 866.909 jiwa. "Tersisa 12.931 jiwa lagi yang belum tercover," tukasnya. 

Di Lahat, kepesertaan BPJS Kesehatan juga sudah mencapai 100 persen.  Dengan kata lain, semua warga Lahat sudah di lingkungan jaminan kesehatan. 

Tahun ini, Pemkab Lahat telah menganggarkan sekitar Rp46 miliar untuk menjamin kesehatan bagi 106 ribu warga non penerima upah.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lahat, M Ghufron, mengungkapkan anggaran ini ditujukan untuk warga Lahat yang bukan merupakan penerima upah. "Program jaminan kesehatan ini merupakan upaya untuk memastikan semua warga Lahat mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan terjamin, tanpa terkecuali," tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan