Pascaruntuh, Jembatan Gantung Air Malus Ditutup, Polisi Lakukan Penyelidikan, Ini Keterangannya
TINJAU: Kapolsek Lubuklinggau Utara, AKP Denhar, saat meninjau kondisi Jembatan Gantung Air Malus yang ambruk diduga karena tak mampu menahan beban puluhan pengunjung yang naik di atas jembatan gantung tersebut pada Rabu (1/1) siang. Foto : izul/sumeks --
LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebanyak delapan orang korban insiden runtuhnya Jembatan Gantung di Objek Wisata Ayo (air, red)) Malus Kelurahan Petanang Ilir, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, yang terjadi pada Rabu (1/1) saat ini mendapatkan perawatan medis di dua rumah sakit swasta yang ada di Lubuklinggau.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB saat jembatan gantung tersebut dinaiki puluhan pengunjung.
Kondisi kedelapan orang yang dirawat di rumah sakit ini beragam. Mulai dari mengalami patah gigi, luka robek di beberapa bagian tubuhnya hingga luka memar akibat benturan di bagian kepala.
“Ada delapan orang pengunjung yang mendapatkan perawatan di RS AR Bunda Lubuklinggau yang hanya mengalami luka-luka ringan di sekujur tubuhnya yang setelah mendapatkan pengobatan ada yang diperbolehkan pulang,” ungkap Kapolres Lubuklinggau, AKBP Bobby Kusumawardhana,SIK,MH melalui Kapolsek Lubuklinggau Utara, AKP Denhar yang dikonfirmasi kemarin (2/1).
Denhar pun merinci kedelapan korban yang dirawat di RS Ar Bunda Lubuklinggau masing-masing Afriyanti (42) yang mengalami luka robek di kepala kanan belakang.
Lalu, Surati (47) mengalami luka robek dan memar di bagian kepala serta mengalami kram mulai dari pinggang sampai kaki.
Sedangkan korban yang dirawat di RS Petanang, Desi Novita (35) luka robek di kepala dan patah gigi depan. Sarma (60), warga Kelurahan Rahmah tidak mengalami luka. Namun dalam kondisi tidak sadar diri.
Zaina (10 bulan) mengalami luka memar pada dada dan Rian (24), mengalami luka robek pada paha kanan, keduanya warga Kelurahan Wirakarya.
Selanjutnya, Ayu Putri (28) mengalami luka memar pada kaki kiri dan Rahmat (30) luka Memar pada kaki kanan. Keduanya merupakan warga Jl Waringin Lintas, Puncak Kemuning.
Denhar menyebut saat ini pihaknya telah memasang police line di tempat kejadian perkara (TKP) dan telah pula memeriksa sejumlah saksi serta pengelola Objek Wisata Sungai Malus yang dimintai keterangan kenapa sampai insiden itu bisa terjadi.
“Langsung kita tutup untuk dilakukan penyelidikan. Dari keterangan sejumlah saksi mata yang menyebut jika kawat seling jembatan gantung itu tiba-tiba saja runtuh diduga karena tak mampu menahan beban puluhan pengunjung yang menaiki jembatan gantung tersebut,” ungkap Denhar, kemarin (2/1).
Jembatan putus diduga akibat kapasitas yang melebihi daya tahan struktur. Saat ini, pihak kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi untuk investigasi lebih lanjut.