Harga Bahan Pokok Naik Tajam, Pengusaha Gilingan Daging di Palembang Kehilangan Pelanggan
Kenaikan harga bahan pokok menekan usaha penggilingan daging di Palembang, omzet menurun hingga persaingan semakin ketat. Foto: dudun/sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – Kenaikan harga bahan pokok, termasuk daging ayam dan sapi, mulai dirasakan dampaknya oleh sejumlah sektor usaha.
Salah satunya adalah pengusaha jasa penggilingan daging di Palembang.
Di kawasan KM 5, Ghozali, seorang pengusaha jasa penggilingan daging bakso, mengungkapkan bahwa kondisi ini membuat omzet usahanya menurun drastis.
"Ayam mahal, segalo naik. Ayam biasanyo Rp30 ribu, kini Rp35-36 ribu per kilogram," ungkap Ghozali saat ditemui (29/12/2024).
Menurutnya, kenaikan harga ini tidak hanya membebani konsumen, tetapi juga berdampak langsung pada usahanya, terutama karena banyak pelanggan mulai mengurangi jumlah pesanan daging yang digiling.
BACA JUGA:Dapat Bahan Pokok dan Ikan Hasil Panen Raya Kapolda Sumsel, Alhamdulillah Langsung Dimasak Buat Lauk
BACA JUGA:Harga Kebutuhan Bahan Pokok di Banyuasin Stabil
Ghozali menceritakan bahwa biasanya menjelang tahun baru, permintaan jasa penggilingan daging bakso meningkat tajam. Namun, tahun ini, situasi berbanding terbalik.
"Biaso nyo nak tahun baru ini jasa penggilingan bakso rami. Sekarang sepi. Dulu bisa sampai 120-150 kilogram per hari, kalau sekarang 100 kilogram bae susah," paparnya dengan nada kecewa.
Selain kenaikan harga bahan pokok, Ghozali juga menghadapi tantangan lain berupa semakin banyaknya usaha penggilingan baru yang muncul di kawasan pasar KM 5. Hal ini semakin memperketat persaingan di sektor yang sebelumnya cukup stabil.
"Banyak jugo penggilingan yang baru bukak. Jadi, omzet kito tambah turun. Tapi kito tetap bersyukur dengan keadaan sekarang," ujarnya dengan nada optimis, meski tak bisa menutupi kekhawatirannya terhadap masa depan usaha ini.
Kenaikan harga bahan pokok seperti daging ayam dan sapi tidak hanya berdampak pada pelaku usaha, tetapi juga konsumen. Menurut beberapa pelanggan Ghozali, mereka harus memutar otak untuk tetap memenuhi kebutuhan keluarga di tengah lonjakan harga.
Akibatnya, banyak yang memilih untuk mengurangi porsi daging dalam menu mereka atau bahkan menunda membeli bahan makanan tersebut.