Dari Seismometer hingga DART: Alat Canggih Deteksi Tsunami yang Menjaga Keselamatan Masyarakat
Berbagai alat pendeteksi tsunami canggih hadir untuk memberikan peringatan dini, menjaga keselamatan masyarakat dari ancaman bencana. Foto: jpnn--
Indonesia sempat memiliki sejumlah buoy tsunami yang dipasang di perairan rawan tsunami, bekerja sama dengan negara lain seperti Jerman dan Amerika Serikat.
• Jumlah Buoy: Pada awalnya, Indonesia memiliki sekitar 22 buoy tsunami.
• Tantangan:
o Banyak buoy yang rusak, baik karena faktor teknis, vandalisme, atau pencurian.
o Biaya pemeliharaan yang mahal membuat sebagian buoy tidak lagi berfungsi optimal.
o Menurut laporan, pada tahun 2018, hanya 2 dari 22 buoy yang masih berfungsi.
• Saat ini, pemerintah sedang mengupayakan pengembangan teknologi baru yang lebih ekonomis dan tahan lama untuk menggantikan buoy tradisional.
3. Tide Gauge (Pengukur Pasang Surut Air Laut)
Indonesia memiliki sejumlah tide gauge yang tersebar di berbagai lokasi pesisir. Alat ini dioperasikan oleh BMKG dan instansi terkait lainnya. Tide gauge berfungsi sebagai pendeteksi sekunder setelah gempa untuk melihat perubahan ketinggian air laut yang mencurigakan.
• Keberhasilan: Tide gauge membantu mendeteksi tsunami lokal di beberapa wilayah seperti Sulawesi dan Bali.
• Keterbatasan: Tide gauge hanya efektif untuk mendeteksi tsunami yang sudah mendekati pantai, sehingga waktu peringatan bisa lebih singkat.
4. Sistem GPS Geodetik
Indonesia juga menggunakan teknologi GPS geodetik untuk memantau pergerakan lempeng tektonik. Teknologi ini dikembangkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).