Dari Program SMBR Eco Cafe, Kini Bayar Kopi Pakai Sampah
TUNGGU PELANGGAN : Deni Saputra (kanan), pemilik Cafe Ngupi Ku-day bercengkrama bersama karyawannya sambil menunggu para pelanggan. Kedai-nya meracik kopi robusta hasil produksi kebun sendiri. FOTO: RENDI/SUMEKS--
Selama satu tahun program berjalan, Ngupi Ku-day berhasil mengumpulkan puluhan kg sampah plastik yang di-setor ke DLH. Sebelumnya, PT SMBR melalui Rumah BUMN Baturaja bersama Ngupi Ku-day juga sempat menyelenggarakan pelatihan Roasting Kopi dan Sosialisasi Program SMBR Eco Cafe Ngopi Bayar Pakai Sampah bagi UMK mitra binaan.
Senior Manager of Corporate Social Responsibility (CSR) SMBR, Gili Aprial Braja mengatakan dalam operasionalnya, perusahaan tak hanya menjalankan bisnis semata (produksi semen, red), tapi coba memberikan nilai tambah untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan.
Di antaranya, SMBR komitmen menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang mengacu pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), meliputi 4 pilar pembangunan yaitu Pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Hukum dan Tata Kelola.
“Program berkelanjutan yang kita jalankan itu misalnya Eco Cafe, merupakan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui mitra binaan Ngupi Ku-day dengan konsep bayar kopi pakai sampah untuk mendukung pelestarian lingkungan,” ungkap Gili.
Ada lagi program Economic & Education Bee Farm, yaitu mendayagunakan lahan kosong masyarakat untuk budidaya lebah madu trigona atau klanceng berbasis pendidikan dan ekonomi sehingga menjadi nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
Program Dekarbonasi melalui penggunaan Alternative Fuel & Raw (AFR) pada kegiatan produksi untuk mengurangi emisi karbon. P
ada tahun 2023, SMBR berhasil menurunkan intensitas emisi karbon (cakupan 1) dari 587 kg CO2/ton cem eq tahun 2022 menjadi 577 kg CO2/ton cem eq.
Selanjutnya PT SMBR menjadi mitra strategis bagi pelaku UMKM di Provinsi Sumsel melalui Rumah BUMN Baturaja. “Sinergi antara BUMN dan UMKM ini menciptakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan berdaya saing sejalan dengan penerapan ESG (Environmental, Social, and Governance),” tuturnya.
Total hingga saat ini SMBR telah membina lebih dari 260 pelaku UMKM yang berada di bawah naungan Rumah BUMN Baturaja.
Mereka dibagi menjadi kategori Go Digital, Go Online, dan UMKM Naik Kelas. “Kami aktif memberikan pelatihan dan pendampingan, serta membantu UMKM meningkatkan kapasitasnya agar lebih produktif dan kompetitif di pasar seperti Ngupi Ku-day,” pungkasnya.
Sementara, Vice President of Mining & Waste Management PT SMBR, Muhammad Beni mengatakan pada kegiatan operasional penambangan, pihaknya menerapkan Good Mining Practice yang memprioritaskan aspek lingkungan.
Salah satunya melakukan reklamasi dan revegetasi secara berkala sejak tahun pertama penambangan hingga akhir.
“Hingga saat ini, Semen Baturaja telah melakukan reklamasi dan revegetasi lahan seluas 34,34 hektar.
Di area bekas tambang itu kita menanam lebih dari 37 ribu pohon dengan 30 jenis tanaman, seperti kaliandra merah, mangga, kelengkeng, rukam, nangka, matoa, sengon, cemara, durian, mahoni, dan lainnya,” cetusnya.
Revegetasi lahan pascatambang ini sebagai upaya SMBR memulihkan fungsi lahan dan meningkatkan kemanfaatannya secara berkelanjutan.