https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Cegah Serangan Blas pada Tanaman Padi

PADI: Petani melakukan monitoring hamparan tanaman padi di Desa Tanabang Ulu Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir guna memastikan padi terbebas dari kontaminasi serangan hama penyakit. -andika-

OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyuluhan pertanian melakukan monitoring hamparan tanaman padi di Desa Tanabang Ulu Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir. Memastikan padi terbebas dari kontaminasi serangan hama penyakit dan potensi kerugian pascapanen.

Petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian - pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP POPT), Akhmad Syawaluddin mengatakan monitoring kali ini sebagai pencegahan serangan blas.

“Kami telah melakukan monitoring di hamparan padi seluas 3 Ha. Padi yang ditanam menggunakan varietas Ciherang dan Lokal. Sudah berumur 20 hari setelah tanam. Ternyata telah ditemukan organisme pengganggu tumbuh (OPT) blas dengan luas serangan 0,5 Ha. Menjangkau intensitas serangan hingga 3,9 persen,” jelasnya.

BACA JUGA:Ini Dampak Negatif dan Positif Penggunaan Sekam Padi, Petani Wajib Baca ya

BACA JUGA:Tingkatkan Produksi Padi, Lewat Opla dan Cetak Sawah

Penyakit blas adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Ciri penyakit ini dapat dilihat dari gejala khasnya yaitu terdapat berbentuk belah ketupat berwarna abu di pusat.

Dikelilingi warna kuning kemudian cokelat di bagian terluar pada permukaan daun. Karena bisa mengakibatkan neck blas atau patah leher serta menggurangi hasil panen.

Musuh alami yang ditemukan adalah capung, paederus dan laba-laba. “Kami merekomendasikan petani untuk menerapkan pengendalian menggunakan APH Paenibacillus polymyxa. Jika intensitas meningkat lakukan pengendalian menggunakan fungisida berbahan aktif Metil tiofanat. Serta monitoring secara intensif untuk memantau perkembangan OPT,” terangnya.

BACA JUGA:Faktor Cuaca Jadi Penentu Hasil Panen Padi

BACA JUGA:Sumatera Selatan Provinsi Lumbung Padi Terbesar di Indonesia, Temukan Lima Daerah Penghasil Utamanya

Beberapa varietas padi sudah ada yang tahan terhadap penyakit blas. Petani bisa menggunakan benih dari Inpari 21, Inpari 22, dan Inpari 26 yang lebih tahan serangan blas. 

Usahakan jarak tanam yang tidak terlalu rapat. Ini membantu membuat kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi patogen penyebab penyakit. Serta mebuat sinar matahari terkena lahan dan mencegah kelembapan.

“Jamur penyebab penyakit ini bisa ditularkan melalui benih, sehingga pengendalian lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin,” sarannya.  Penggunaan fungisida seperti Envoy 80 WP yang mengandung mancozeb dan trisiklazol sangat efektif dalam mengendalikan blas daun dan potong leher.

Selain itu, penggunaan pupuk nitrogen dengan dosis tinggi dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit blas. Sementara pupuk kalium dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Oleh karena itu, disarankan menggunakan pupuk nitrogen dan kalium secara berimbang. (dik)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan