Tiga Tingkatan Orang Berpuasa
Bulan suci Ramadan menjadi momen untuk memperbanyak ibadah kepada Allah swt. Salah satu ibadah wajib itu adalah berpuasa. Kewajiban orang-orang yang beriman berpuasa diterangkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 183.
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Ada tiga kata kunci dalam ayat ini. Kunci pertama dari puasa Ramadan ini adalah iman. Iman kepada Allah akan melahirkan keridaan dan keikhlasan untuk melaksanakan puasa ini. Tanpa keikhlasan, tidak mungkin seseorang mampu menunaikannya karena puasa adalah suatu pekerjaan yang berat.
Menahan diri puasa makan dan minum, juga menahan dari segala perbuatan atau perkataan yang tercela. Kunci kedua Ash-Shiyam adalah berpuasa menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang bersifat seksualitas antara pasangan sah suami istri.
BACA JUGA : THR Cair, Tukin MenyusulLebih dari itu, puasa Ramadan juga menahan dari emosi, amarah, perbuatan maksiat baik lisan, hati, dan perbuatan. Kunci ketiga yakni Imsakun, menahan diri, yang merupakan kunci dari Ash-Shiyam. Menahan diri dari lapar, haus dan nafsu.
Bila ini sudah dilakukan oleh seorang yang beriman, maka tentu yang ingin dicapai adalah takwa. Karena ketakwaan itu memerlukan modal iman, yakni diwujudkan dengan kemampuan yang kokoh menahan diri dari nafsu.
Puasa dibagi menjadi tiga tingkatan. Puasa tingkatan pertama, sekadar menahan diri dari lapar, haus dan nafsu seksual. Tingkatan kedua adalah menahan diri dari seluruh perbuatan dan perkataan yang tidak baik.
Lebih lanjut disampaikannya, berpuasa juga mengajarkan untuk tidak berkata bohong, dusta. Termasuk tidak menebar kabar-kabar hoax, men-share hal-hal tidak positif di media sosial yang mengancam keagamaan, persatuan, persaudaraan, intoleransi, radial dan kedamaian.