Sinergi Moda Transportasi, Antisipasi Prediksi Peningkatan Penumpang Libur Nataru dan Sekolah
--
Walaupun peak season, LRT Sumsel memastikan tarif tetap sama. "Tarif Rp5 ribu naik dari stasiun mana saja, asal bukan dari bandara yang tarifnya sejak awal Rp10 ribu berdasarkan ketetapan Kementerian Keuangan," jelasnya.
Rode Paulus mengatakan dulu LRT memiliki image transportasi atau kereta wisata. Pada hari biasa (weekday) sepi penumpang. Tetapi seiring berjalan waktu, penumpang LRT sudah digunakan untuk transportasi sehari-sehari. Bahkan di jam tidak sibuk, pagi dan sore hari.
BACA JUGA:Pertamax Series dan Dex Series Mendominasi Pasar BBM selama Libur Nataru di Sumbagsel
BACA JUGA:Telkom Siaga Jaga Layanan Internet, Dirikan Posko Selama Periode Nataru
"Sabtu-Minggu penumpangnya tinggi karena dulu untuk rekreasi, tapi sekarang penumpang di weekend sudah stack. Karena image sudah berubah. Karena kecendrungan yang menggunakan untuk wisata/rekreasi Sabtu Minggu kalau penumpang tinggi tidak dapat tempat duduk maka tidak mau lagi,” ulasnya.
Namun, sekarang LRT sudah menjadi pilihan transportasi keseharian bagi masyarakat. Dimana tercatat, angka penumpang LRT pada hari biasa di angka 12 ribuan, dan weekend di angka 14 ribu penumpang. Akan lebih tinggi di waktu musim libur seperti Desember, yang bisa mencapai 417 - 450 ribu karena penumpang ada pendatang dari luar daerah.
"Peningkatan penumpang kami mengalami kenaikan secara signifikan, didorong integrasi feeder ke LRT. Yaitu 8 ribu penumpang dalam satu hari ketika belum ada feeder. Sejak ada feeder naik terus dan LRT memang tidak bisa sendiri, harus disuport moda transportasi lainnya," paparnya.
Ditambahkan, LRT mengalami peningkatan penumpang dari tahun ke tahun. Melihat dari Pertumbuhan penumpang LRT sejak beroperasi di tahun 2018 di angka 900 ribu setahun. Pada
2019 naik menjadi Rp2,6 juta, dan mengalami penurunan pada 2020-2021 karena pandemi menjadi 1-1,5 juta penumpang.
Pada 2022, penumpang kembali naik menjadi 3 juta didorong sudah operasi feeder yang mulai jalan. Pada 2023 naik ke 4 juta, dan 2024 diproyeksi 4,3 juta penumpang. "2025 seiring rencana akan tambah feeder. Sehingga proyeksi penumpang naik di angka 5 juta," sampainya.
Konektivitas atau integrasi LRT saat ini didukung 7 koridor feeder. Dimana 5 koridor dikelola balai, yaitu koridor 3 sampai 7. Sementara 2 koridor dikelola Pemkot Palembang. Yaitu di koridor 1-2. Kemudian 4 koridor teman bus/BTS, serta 1 koridor Damri St. Polresta-Terminal Indralaya.
"Rencana di 2025 kami akan tambah lagi feeder ini. karena memang secara kajian kebutuhan feeder ini 17 koridor, sedangkan saat ini kita baru beroperasi 7 koridor," pungkasnya.
Pemesanan tiket kereta api (KA) di PT KAI Divre III Palembang, untuk masa angkutan Nataru, sampai akhir November 2024 sudah mencapai 28.690 tiket. Jumlah itu 67 persen dari total tempat duduk yang dipersiapkan sebanyak 42.732 seat.
Angkutan Nataru dimulai 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. “Jumlah tiket harian yang dipersiapkan sebanyak 2.374 seat," ungkap Manager Humasda PTKAI Divre III, Aida Suryanti, kemarin.
Selama Nataru, telah disiapkan KA Rajabasa rute Kertapati-Tanjung Karang. KA Serelo rute Kertapati-Lubuklinggau atau sebaliknya. Kemudian, KA Sindang Marga dengan rute Kertapati-Lubuklinggau atau sebaliknya.