WA Terakhir, ‘Dek, Bangunlah Salat Subuh’
BERDUKA: Tri Fitriani (45), ibu Lidia Puspitasari (20) saat tiba di depan instalasi jenazah RS Bhayangkara M Hasan, disambut isak tangis kerabatnya, kemarin (28/11). - Foto : kemas/sumeks-
"Pagi saat pergi kerja, saya masih lihat Bik Siti tengah mengeluarkan minyak bensin eceran keluar bengkel. Karena selain bengkel dan pulsa di sana juga menjual bensin eceran dan isi ulang gas elpiji," jelas Amat.
Warga Desa Sukaraja Kabupaten OKI ini mengaku terakhir kali datang ke tempat itu beberapa hari yang lalu. Saat itu dirinya hendak menyampaikan undangan acara tahlilan 40 hari meninggalnya sang nenek.
"Saya lihat memang rumah itu tertutup, tidak ada pintu samping. Jadi satu-satunya akses keluar rumah dari rolling door di bengkel. Kemungkinan ketiganya hendak menyelamatkan diri, tapi sudah tidak bisa karena terkepung api yang infonya berasal dari bengkel di lantai bawah," tutur Amat.
Pantauan di depan ruang instalasi jenazah RS Bhayangkara M Hasan, suasana duka begitu terasa. Keluarga, kerabat dan teman ketiga korban menunggu proses visum luar yang dilakukan oleh petugas medis. "Kata petugas tadi, syarat untuk ketiga korban bisa dibawa pulang harus dilakukan visum luar terlebih dulu," ujar seorang kerabat korban.
BACA JUGA:Ditinggal Pemiliknya Pergi, Kebakaran Hebat Landa 2 Rumah Kayu di Jirak Jaya, Ini Penyebabnya!
BACA JUGA:Membangun Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan untuk Kurangi Emisi dan Cegah Kebakaran Hutan
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, Adrianus Amri SSTP MSi mengatakan, dia dan jajaran turut berduka cita atas musibah yang dialami
Kepala SD Negeri 243 Palembang, Mukmin SPd.
"Iya benar, yang menjadi korban kebakaran tersebut adalah istri dan anak rekan kita, Kepala SD Negeri 243 Palembang. Kami dari Disdik bersama para kepala sekolah sudah datang melayat dan mengucapkan belasungkawa kepada beliau. Informasi yang dihimpun, ketiga korban dikebumikan sore ini (kemarin sore)," ungkapnya.