HK Lanjutkan Konstruksi 5 Ruas Tol di Sumsel, Sambungkan Backbone Sumsel-Jambi
TOL PALEMBANG-BETUNG : Jalan tol Palembang-Betung (Paltung) Seksi I dan II ruas dari Palembang-Pangkalan Balai, dikerjakan lagi November 2024. Seksi III Pangkalan Balai-Betung, sudah dikerjakan sejak Oktober 2024. FOTO: HUTAMA KARYA--
Dijelaskannya, pembangunan tol Betejam Seksi II dibagi dua paket yakni Seksi IIA dari STA 61+680 sampai STA 97+600 yang ditargetkan rampung pada April 2026 setelah 18 bulan pengerjaan.
Sedangkan Seksi IIB dari STA 97+600 sampai STA 116+000 akan rampung pada Februari 2026 setelah 16 bulan pengerjaan.
Proyek ini tidak hanya akan memangkas waktu tempuh antar provinsi. Tapi juga membuka peluang ekonomi baru. Dengan tersambungnya jalur ini, efisiensi logistik meningkat, dan distribusi hasil pertanian seperti karet, kelapa sawit, serta komoditas unggulan Sumatra lainnya akan lebih lancar.
Hal ini diharapkan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional dan internasional. Selain itu, jalan tol ini juga mempermudah distribusi hasil pertanian lainnya, sehingga produk tersebut lebih cepat diterima oleh orang yang membutuhkan.
Produk khas daerah seperti pempek Palembang, tempoyak, dan kerutup ikan dari Jambi juga diharapkan semakin mudah menjangkau pasar dan dikenal oleh masyarakat luas.
BACA JUGA:Hutama Karya Borong Penghargaan, Jadi Role Model BUMN yang Inovatif dan Transparan
BACA JUGA:Dari Banyuasin ke Jambi Hanya 2,5 Jam: Tol Betung-Jambi Solusi Kemacetan, Keren Banget Nih!
Pembangunan jalan tol ini juga akan menciptakan ribuan lapangan kerja, baik selama proses konstruksi maupun setelah operasional dimulai.
Tidak hanya di sektor konstruksi, proyek ini memberikan peluang besar bagi tenaga kerja lokal di sektor jasa, transportasi, hingga pengelolaan rest area.
Setiap rest area akan dilengkapi fasilitas yang mendukung pertumbuhan UMKM lokal, seperti kios makanan khas daerah yang menjadi daya tarik wisata kuliner.
Adjib juga menyampaikan bahwa proyek ini dirancang untuk memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. "Kami memastikan pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik, sehingga dampaknya terasa langsung bagi masyarakat," tambah Adjib.
Kehadiran rest area di sepanjang jalan tol akan menjadi motor penggerak pertumbuhan UMKM. Hingga lebih dari 70 persen ruang di rest area akan dialokasikan untuk pelaku usaha kecil dan menengah.
Hal ini membuka peluang bagi produk lokal, seperti kerajinan khas, makanan tradisional dan produk pertanian olahan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan meningkatnya mobilitas, potensi kunjungan ke UMKM lokal diperkirakan akan naik hingga 50 persen. Selain manfaat ekonomi, proyek ini juga dilengkapi dengan infrastruktur canggih seperti Jembatan Balance Cantilever di Sungai Musi yang dilengkapi modul Structure Health Monitoring System (SHMS).
Hal ini berguna untuk memonitor kesehatan struktur jembatan, memantau perubahan kekuatan struktur akibat beban yang bekerja secara real time baik saat proses konstruksi hingga masa operasional.