Detak Jantung Dua Kali Berhenti

*3 Kali Operasi, Siswi SD Meninggal

PALEMBANG – Siswi SDN 70 Palembang, Desfa Anjani (7) kini tak lagi merasakan sakit. Dia sudah damai menghadap Sang Khalik, Minggu (19/3) malam, pukul 21.50 WIB. Nyawanya tetap tak tertolong meski sudah dirujuk ke RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang dan mendapatkan perawatan intensif di ruang PICU.

  Padahal, kondisi Desfa sempat menunjukkan tanda membaik. Sedih dirasakan Herman dan istrinya, Yani. Tapi mereka bersama keluarga berusaha ikhlas. “Desfa dimakamkan di Desa Talang Peramuan, Pemulutan,” kata Herman, kemarin (20/3). Rumahnya di Jl KH Faqih Usman Kelurahan 2 Ulu ramai didatangi pelayat.

Diantaranya, para guru almarhumah. Juga puluhan teman sekolahnya. Terlihat juga Humas RSUD Palembang Bari, Rully. Cerita Herman, sebelum dinyatakan meninggal, Minggu sore itu, putrinya sempat kritis. Detak jantung Desfa melambat. Saat itu, yang sedang jaga di rumah sakit adalah Yani, ibunda Desfa.

Melihat kondisi putranya, Yani langsung menghubungi tim medis dan dokter yang pada waktu itu langsung dilakukan tindakan medis. Setelah itu, kondisinya stabil. Tapi, pukul 21.30 WIB, saya kembali dipanggil dokter. Menginformasikan kalau Desfa kondisinya kritis.

Saat kritis tersebut, sempat dua kali detak jantung Desfa berhenti berdetak. Herman yang masuk ke ruang PICU dan terus berdoa untuk kebaikan anaknya. Takdir tak bisa dilawan. “Allah SWT lebih sayang dengan anak saya," bebernya.

Meski sudah mengikhlaskan, tapi Herman dan keluarganya berharap laporan dugaan malapraktik di Polda Sumsel bisa ditindaklanjuti. "Kami berharap, agar laporan di Polda Sumsel ini bisa diproses..

BACA JUGA : Kecewa-Kesal Picu Beban Mental

Wali Kelas almarhumah, Wati menjelaskan,alnarhumah merupakan anak yang baik dan banyak temannya di sekolahnya. Semestrer lalu, Desfa peringkat 6 di kelasnya.

. Saya berdoa, semoga Desfa mendapat tempat terbaik di sisi Nya," pungkasnya.

Awalnya, Desfa berobat ke rumah sakit. Dikatakan dia alami tyfus. Dirawat inap, kondisinya membaik. Tapi beberapa hari kemudian, Desfa jalani operasi pertama pada  2 Maret karena penyakit usus buntu..

Lalu, kembali dilakukan operasi kedua  pada 16 Februrai. Tapi sempat pulang. Tapi kondisinya makin memburuk. Dari bekas operasi mengeluarkan caian seperti nanah. Kembali dibawa ke rumah sakit. Pada 24 Februari kembali dilakukan operasi ketiga.

Desfa lalu dirujuk ke RSUP dr Mohammad Hoesin. Plt Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang RSUP dr Mohammad Hoesin, dr H Marta Hendry, SpU Subsp Ped, MARS menuturkan ketika awal datang ke RSMH pada  7 Maret 2023. data-data fisiologis tubuh pasien sudah tidak bagus dimana pasien dalam kondisi malnutrisi berat.

"Umurnya 7 tahun tapi beratnya hanya 12 kg," ungkapnya. Karenanya, dimasukkan dalam ruang PICU .Kemudian menjalani operasi pada 13 Maret 2023. Namun, pasca operasi pasien tidak dibangunkan agar bisa tetap stabil

"Setelah dua sampai tiga hari kita mencoba bangunkan, pasien tidak kuat ditambah lagi kondisi pasien yang malnutrisi berat," terangnya. Kriminolog Dr. H. Ruben Achmad SH.MH mengatakan, untuk menyimpulkan terjadi atau tidaknya malapraktik, harus melalui putusan Majelis Etik Kedokteran.

"Apabila putusan Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK), maka penyidik baru dapat melakukan proses penyidikan dalam kasus malapraktek tersebut," tandasnya.

Feby Ngadu Ke Dewan

Terpisah, dugaan malapraktik dialami Feby Jodi Sugiarto (22), warga jalan DI Panjaitan kecamatan Plaju. Kemarin (20/3), dia mengadukan dugaan tersebut ke DPRD Provinsi Sumsel. Didampingi keluarga dan kuasa hukumnya, Idasril SH MH. Diterima Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs H Syaiful Padli ST MT.

Ceritanya,pada 14 Desember 2022, tangannya terluka akibatkan pecahan kaca hingga nyaris putus. Lalu berobat ke RS di wilayah Seberang Ulu. "Di di sana dioperasi, setelah itu tidak bisa bergerak dan kaki tangan saya,” bebernya.

Akhirnya, Feby dibawa ke Surabata. Di sana, dioperasi lagi. "Alhamdulillah tersambung dan sudah mulai bisa bergerak," katanya. Sudah ada pertemuan dia bersama keluarga dan kuasa hukumnya dengan pihak rumah sakit. Tapi belum ada kesepakatan. “Kita akan panggil manajemen rumah sakit itu untuk dimintai keterangan,” tukas Syaiful.

Humas rumah sakit itu, Dita Anggraini Oktaviana, menjelaskan pihaknya belum bisa berkomentar panjang lebar. "Kami belum bisa komen apa-apa. Kebetulan saya juga lagi meeting. Nanti yah, mungkin besok akan kita klarifikasi," kata Dita, singkat.(afi/nni/iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan