Tenda Nikah Pindah 200 Meter, ke Lokasi Naik Perahu

*Nadia Oktiviani-Andika Syahputra, Pengantin di Musi Rawas yang Menikah saat Banjir

Tak ada yang menginginkan terjadi bencana saat hari bahagia. Demikian pula pasangan Nadia Oktiviani dan Andika Syahputra. Tepat hari H menikah, banjir melanda Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, tempat tinggal mereka. Bagaimana ceritanya?

ABDUL KHALID - MUSI RAWAS

Persiapan pernikahan Nadia dan Andika, panggilan akrab keduanya sebenarnya sudah direncanakan dan dimatangkan jauh hari. Bahkan, tiga hari jelang hari H, tenda pun ditegakkan di sebuah tanah lapang depan rumah mempelai wanita.

Singgasana untuk pasangan raja dan ratu sehari ini pun sudah berada di atas panggung resepsi, di bawah tenda itu. Namun, kondisi alam saat itu mulai  memunculkan kekhawatiran dari keluarga dan kerabat kedua mempelai. Sejak Senin (13/3), air Sungai Muara Lakitan yang melintasi wilayah Desa Lubuk Pandan itu meluap.

Takutnya, air makin naik dan luapan meluas. Kemudian mengganggu rangkaian acara pernikahan yang sudah dijadwalkan 15 Maret, pukul 10.00 WIB. Sementara undangan sudah tersebar luas. Tentu akan malu jika dibatalkan.

Besoknya, ketinggan air terus naik. Hal yang dikhawatirkan terjadi. Luapan makin luas. Banjir pun merendam wilayah Desa Lubuk Pandan. Termasuk lokasi pernikahan dan resepsi Nadia dan Andika. Ketinggian air  berkisar 2-3 meter.

"Kami sudah cemas, takut acara pernikahan keponakan kami itu batal," kata Solehan, paman Andika. Untunglah, hasil rembuk keluarga dan besan, diputuskan agar tenda dan pangung segera dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Sekitar 200 meter dari lokasi lama. BACA JUGA : Bintang Puspayoga Apresiasi Rancangan Permendikbudristek Tentang PPKSP BACA JUGA : TPP Cair, ASN Sumringah

Secara bergotong royong, keluarga, kerabat dan warga memindahkan tenda dan peralatan untuk acara pernikahan dan resepsi ke pangkal dusun. Di sana, geografinya lebih tinggi dari lokasi awal acara.

Alhamdulillah, tenda dan pelaminan berhasil dipindahkan,” tambahnya. Kemudian muncul persoalan lain. Jalan dari desa menuju lokasi pernikahan yang baru itu terendam banjir.

Tak bisa dilalui motor dan mobil lagi. “Untungnya ada perahu ketek milik warga sini. Biasa digunakan untuk mencari ikan maupun untuk menyeberangi sungai ketika ke kebun,” beber Solehan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan