Lima Festival Besar Budaya Tionghoa, Wihara Dharmakirti Ikut Gelar Festival Dongzhi

PALEMBANG - Sebagai pertanda masuk musim dingin Etnis Tionghoa seluruh dunia mengisinya dengan menggelar festival Onde-onde. Hal tersebut juga digelar di Vihara Dharmakirti  belum lama ini.

Festival yang dalam bahasa Tionghoa dikenal juga dengan Festival Dongzi tersebut diisi dengan seluruh umat. Mereka  menikmati Wedang Onde-onde yang disiapkan oleh pengurus Vihara tersebut.

Adapun untuk Festival Onde-onde atau Festival Dongzhi sendiri, merupakan satu dari lima festival besar di budaya Tionghoa.

Dimana di tiap festival tadi, menurut Pembina Vihara Dharmakirti, Darwis Hidayat, festival tersebut selalu dirayakan dengan sukacita dan meriah.  Kelima festival tersebut yakni,

  1. Festival Musim Semi atau lebih dikenal dengan perayaan Imlek yang dirayakan setiap tanggal 1 bulan 1 di tahun Imlek atau Cia Gwee.
  2. Festival Ceng Beng yang dirayakan setiap tanggal 5 April penanggalan Masehi.
  3. Festival Musim Panas ini dirayakan setiap tanggal 5 bulan lima tahun lunar ( Go Gwee).
  4. Festival Musim gugur yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan kedelapan tahun lunar (Pe Gwee)
  5. Festival Musim Dingin yang dirayakan setiap tanggal 22 Desember kalender Masehi.

Bukan hanya itu saja, setiap perayaan itu juga memiliki makanan tersendiri dan biasanya selalu disiapkan waktu perayaan ini digelar. Seperti perayaan Imlek dengan makanan khasnya Kue Keranjang, Ceng Beng disiapkan opor ayam dan ketupat. Baca juga : Tradisi Antar Dewa Dapur Jelang Imlek, Maknanya Mendalam.. Baca juga : Dharmakirti Dapat Relik Buddha Baca juga :  Tambah Fasilitas dan Rupang Buddha

Sedangkan untuk Musim Panas disediakan Bakcang atau Kue Cang, musim gugur ataupun Tiongchiu disediakan kue bulan dan untuk musim dingin yang dikenal juga dengan Tangche atau Dongzhi selalu disiapkan Wedang Onde-Onde.

“Kali ini bertepatan dengan musim dingin. Tentunya tersedia Wedang Onde-Onde tadi. Karena cuacanya dingin, tentu saja kandungannya harus memberikan rasa hangat," urai Darwis Hidayat.

Adapun untuk wedang onde-onde tadi, diakuinya sudah menjadi tradisi sejak ribuan tahun lalu di negeri Tiongkok tersebut. Bahkan menjelang musim dingin, setiap rumah memasak serta menyiapkannya dan dihidangkan saat keluarga berkumpul.

Tidak hanya itu saja, momen tadi membawa suasana akrab dan hangat sebagaimana dari filosofi Onde-Onde yang dibuat lengket dan hangat tadi. Dengan makan Wedang Onde-Onde tadi, badan menjadi hangat dan segar karena kandungan jahe di dalamnya. Baca juga : Banyak Suku tapi Tetap Rukun

Ini juga yang menjadi filosofi daripada onde-onde itu dibuat yang salahsatu tujuannya menciptakan kedekatan dan kehangatan di dalam keluarga.

Untuk itu, saat makan semua keluarga akan berkumpul sembari bercengkrama dan ngobrol akrab.

‘Kalau wedang onde ini sendiri, disiapkan oleh pengurus WBI Vihara Dharmakirti. Dimasaknya pagi hari dan langsung dihidangkan kepada umat yang hadir untuk sembahyang," pungkasnya. (afi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan