Prioritas Kesehatan Mental di Tempat Kerja dalam Peringatan World Mental Health Day 2024

Reporter: Rian Sumeks |

Editor: Rian Sumeks |

Senin , 30 Sep 2024 - 15:05

Prioritas Kesehatan Mental di Tempat Kerja dalam Peringatan World Mental Health Day 2024-Foto: Freepik-

SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam rangka memperingati World Mental Health Day 2024 pada 10 Oktober mendatang, fokus dunia kembali mengarah pada pentingnya kesadaran tentang kesehatan mental.

Tema tahun ini, "Saatnya Memprioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja," dirasa sangat relevan bagi masyarakat Indonesia, terutama di kalangan dewasa muda.

Kasus bunuh diri yang marak terjadi di lingkungan akademis dan pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kesehatan mental masih menjadi masalah krusial.

Pemahaman masyarakat terhadap isu ini masih minim, terutama terkait pemicu bunuh diri dan langkah preventif yang perlu diambil.

Banyak yang belum sepenuhnya menyadari bagaimana pentingnya menjaga kesehatan mental untuk mencegah keinginan bunuh diri.

Generasi muda di Indonesia sering kali menghadapi tantangan mental yang berat, mulai dari tekanan akademis hingga stres pekerjaan.

Ketidakpastian hidup juga sering kali menambah beban. Meskipun tekanan ini sering dianggap sebagai hal biasa, kenyataannya banyak di antara mereka merasa kewalahan hingga berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Fenomena ini terlihat semakin nyata dengan meningkatnya jumlah kasus bunuh diri di kalangan pelajar dan pekerja muda.

Menurut laporan WHO 2024, lebih dari 720.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya.

Kelompok usia 15-29 tahun menjadi yang paling rentan. Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan RI dan POLRI mencatat 1.350 kematian akibat bunuh diri pada tahun 2023. Angka ini terus meningkat hingga Agustus 2024, menjadikan bunuh diri sebagai gangguan ketertiban keempat terbesar di Indonesia.

prioritas kesehatan mental di tempat kerja dalam peringatan world mental health day 2024                            sumateraekspres.id - dalam rangka memperingati world mental health day 2024 pada 10 oktober mendatang, fokus dunia kembali mengarah pada pentingnya kesadaran tentang kesehatan mental.
tema tahun ini, "saatnya memprioritaskan kesehatan mental di tempat kerja," dirasa sangat relevan bagi masyarakat indonesia, terutama di kalangan dewasa muda.
kasus bunuh diri yang marak terjadi di lingkungan akademis dan pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kesehatan mental masih menjadi masalah krusial.
pemahaman masyarakat terhadap isu ini masih minim, terutama terkait pemicu bunuh diri dan langkah preventif yang perlu diambil.
baca juga:4 tersangka anak dalam kasus pembunuhan dan pemerkosaan di kuburan cina segera disidang
baca juga:keluarga curigai dugaan pembunuhan, jasad tergantung berlumur oli di soak batok
banyak yang belum sepenuhnya menyadari bagaimana pentingnya menjaga kesehatan mental untuk mencegah keinginan bunuh diri.
generasi muda di indonesia sering kali menghadapi tantangan mental yang berat, mulai dari tekanan akademis hingga stres pekerjaan.
ketidakpastian hidup juga sering kali menambah beban. meskipun tekanan ini sering dianggap sebagai hal biasa, kenyataannya banyak di antara mereka merasa kewalahan hingga berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
fenomena ini terlihat semakin nyata dengan meningkatnya jumlah kasus bunuh diri di kalangan pelajar dan pekerja muda.
baca juga:perjelas kasus pembunuhan pekerja sawit, polres okut gelar rekonstruksi 
baca juga:sanksi tiga pelaku pembunuhan dan pemerkosaan. diskors hingga proses hukum selesai
menurut laporan who 2024, lebih dari 720.000 orang di seluruh dunia meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya.
kelompok usia 15-29 tahun menjadi yang paling rentan. di indonesia, data dari kementerian kesehatan ri dan polri mencatat 1.350 kematian akibat bunuh diri pada tahun 2023. angka ini terus meningkat hingga agustus 2024, menjadikan bunuh diri sebagai gangguan ketertiban keempat terbesar di indonesia.
pentingnya menyembuhkan "inner child"
coach pris, pendiri happyself by stress management indonesia, menjelaskan bahwa salah satu pemicu bunuh diri di kalangan generasi muda adalah "inner child" yang terluka.
inner child mengacu pada bagian diri kita yang membawa luka emosional dari masa kecil, yang jika tidak diselesaikan, dapat memicu respons emosional yang berlebihan terhadap tekanan hidup.
sebagai contoh, seseorang yang mengalami kurangnya penerimaan di masa kecil mungkin sangat sensitif terhadap kritik di kemudian hari.
tekanan dari sekolah atau pekerjaan dapat memperparah perasaan putus asa dan memicu keinginan bunuh diri.
untuk itu, langkah-langkah preventif perlu diterapkan dalam lingkungan sekitar, termasuk di dalam keluarga dan tempat kerja.
deteksi dini dan langkah preventif bunuh diri
untuk mencegah tindakan bunuh diri, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang-orang terdekat, di antaranya:
berbicara dengan empati
jika ada tanda-tanda bahwa seseorang berisiko bunuh diri, mulailah percakapan secara terbuka. dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi. tanyakan langsung, seperti "apakah kamu merasa tidak baik-baik saja?" pertanyaan ini justru bisa membuka ruang bagi mereka untuk berbicara.
perhatikan pola tidur dan makan
perubahan drastis pada kebiasaan tidur atau makan bisa menjadi tanda masalah. kesulitan tidur atau perubahan nafsu makan bisa mengindikasikan krisis mental.
mendapatkan bantuan profesional
arahkan mereka kepada bantuan profesional seperti layanan konseling.
salah satu alat yang dapat digunakan untuk self-healing adalah buku self love journaling dari happyself, yang dapat membantu individu mencurahkan perasaan dan meredakan tekanan.berada di sisi mereka
pastikan mereka tidak sendirian dalam waktu yang lama. ajak mereka untuk beraktivitas ringan atau sekadar berada di sekitar orang lain agar tidak merasa terisolasi.inisiatif happyself untuk kesehatan mental
sebagai bagian dari upaya mendukung kesehatan mental, happyself by stress management indonesia akan menggelar workshop gratis bertajuk "inner child art journaling" pada 10 oktober 2024.
workshop ini bertujuan membantu peserta mengeksplorasi sisi kreatif mereka sambil menyembuhkan luka batin dari masa kecil. ini merupakan kesempatan bagi mereka yang ingin berdamai dengan inner child dan meraih ketenangan batin.
kegiatan seperti ini diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi generasi muda yang tengah menghadapi tantangan mental, sehingga mereka tidak lagi merasa sendirian dalam perjuangan mereka.
teruslah menjalin komunikasi dengan orang-orang di sekitar yang mungkin berisiko, dan berikan dorongan untuk mencari bantuan profesional. bersama-sama, kita bisa membangun lingkungan yang lebih peduli dan mendukung kesehatan mental.