PMT Double Protein Hewani Cegah Malnutrisi
MAKANAN TAMBAHAN : Kader Posyandu mendampingi seorang ibu memberikan makanan tambahan (PMT) kepada anaknya. Asupan makanan bergizi perlu diperhatikan, terutama yang mengandung protein hewani untuk mencegah risiko malnutrisi dan stunting.-Foto : Evan Zumarli/Sumeks-
Olahan Pangan Jadi Pilihan Cukupi Gizi
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Beberapa minggu lalu, Ayu (30) sempat kewalahan dan cemas karena anak perempuannya, Salwa (3 tahun) tak kunjung berhenti buang air besar (BAB). Masalahnya, BAB itu tidak normal seperti biasa, tapi BAB cair (mencret) hingga 6 kali sehari selama 3 hari. Feses yang keluar lembek dan sangat berair disertai keluhan sakit perut.
Ayu menduga anaknya terkena diare, namun ia tak tahu pasti penyebab penyakit tersebut. Persoalannya, Salwa juga mengalami mual muntah hingga 4-5 kali sehari. “Mungkin efek samping penyakit yang diderita anak saya,” ungkapnya kepada Sumatera Ekspres, Rabu (11/9). Warga Desa Banjar Sari, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU ini pun lalu memeriksakan Salwa ke puskesmas terdekat di Desa Pengaringan OKU.
Anak keduanya itu ditimbang berat badan dan ternyata mengalami penurunan hingga 2 kilogram dalam bulan ini. Saat ini tinggi badan (TB) Salwa sekitar 87 cm dengan berat badan (BB) 8,3 kg. “Memang belakangan anak saya terlihat kurus, tinggi badannya serasa lebih pendek dari anak seumurnya, dan Salwa susah makan nasi serta lauk pauk sejak usia 2,5 tahun. Paling sehari 2 kali dan itu pun hanya 3-4 suap nasi, sedikit sekali,” lanjut Ayu.
Mungkin, kata Ayu, anaknya menjadi tak selera makan lantaran lauk pauknya tidak lengkap. Kadang cuma nasi dan sayur mayur, jarang menu daging sapi, kambing, atau ayam (pangan hewani). Penghasilan suaminya yang seorang guru honorer pas-pasan sehingga makan seadaanya. Ia menjadi dilema antara menghemat pengeluaran atau memenuhi kebutuhan gizi Salwa.
BACA JUGA:Angka Stunting di OKU Timur Turun dari 19,1 Persen ke 9,3 Persen,
BACA JUGA:Pj Wali Kota Prabumulih, H Elman ST MM Door to Door Datangi Keluarga Stunting
Hasil pemeriksaan dokter puskesmas, Salwa divonis mengalami diare akut, gizi kurang (malnutrisi), dan stunting. Diare bisa jadi tertular atau terinfeksi bakteri/virus dan gizi kurang akibat asupannya sedikit. Dikutip dari Mayo Clinic, kebutuhan gizi anak perempuan usia 2-4 tahun per hari minimal 1.000-1.400 kalori (tergantung tingkat pertumbuhan dan aktivitas), protein 2-4 ons (56-113 gram), buah 1,-1,5 cangkir, biji-bijian 3-5 ons (85-141 gram), dan susu 2-2,5 cangkir. Jika tak tercukupi, anak berisiko kekurangan gizi.
“Dokter menyarankan saya memberikan asupan gizi yang belum terpenuhi misalnya protein hewani. Tapi mau membeli daging atau ikan setiap hari sulit,” keluh Ayu yang berharap mendapat bantuan pemenuhan gizi dari puskemas/posyandu secara berkala, sebab selama ini saat pemeriksaan posyandu hanya menerima biskuit dan susu.
Sementara, Anisa (35) warga Lorong Bangsal, Kelurahan 14 Ulu, Kota Palembang mengaku tinggi dan berat badan anaknya Zaki (2 tahun) lebih baik setelah mendapatkan PMT (pemberian makanan tambahan) setiap hari dari Puskesmas Naga Swidak. “Petugas puskesmas mengantar makanan gratis untuk Zaki ke rumah. Menunya berupa nasi, sayur, telur, dan daging atau ikan,” ujarnya.
Semula, saat pergi ke posyandu anaknya divonis stunting dengan TB 79 cm dan BB 9 kg. Dari sana, Zaki pun dimasukan daftar anak sasaran program PMT. Setelah 2 bulan menerima PMT, BB Zaki naik menjadi 10,1 kg dengan TB 83 cm. “Sekarang sudah normal. Dokter meminta saya mencukupi gizi dari makanan. Bisa kombinasi telur dadar, sop ayam, gulai ikan atau daging sapi,” terangnya. Selain itu jangan sering membelikan jajanan untuk anak sebab gizinya kurang.
Kepala Puskesmas Naga Swidak Palembang, drg Kiki Ayu Marlina menjelaskan beberapa kali pihaknya menemukan anak di bawah usia 5 tahun yang memiliki tinggi dan berat badan rendah, baik saat pelayanan posyandu atau puskesmas. “Setelah ada temuan, anak itu kita observasi. Kita punya poli anak dan dokter yang menegakkan diagnosis,” katanya. Jika memang tumbuh kembangnya terganggu (pendek dan BB kurang), anak itu dimasukan ke kategori anak kurang gizi/stunting.
BACA JUGA:Pemkab Empat Lawang Raih Dana Insentif Rp5,7 Miliar atas Keberhasilan Penanggulangan Stunting