https://sumateraekspres.bacakoran.co/

PMT Double Protein Hewani Cegah Malnutrisi

MAKANAN TAMBAHAN : Kader Posyandu mendampingi seorang ibu memberikan makanan tambahan (PMT) kepada anaknya. Asupan makanan bergizi perlu diperhatikan, terutama yang mengandung protein hewani untuk mencegah risiko malnutrisi dan stunting.-Foto : Evan Zumarli/Sumeks-

Kendati minim, tapi masih lebih baik ada peningkatan konsumsi daging meskipun tidak besar dibanding 2021 (3,07 persen). Secara proporsi, konsumsi penduduk Indonesia lebih banyak protein nabati (65,7 persen) dibandingkan protein hewani (34,3 persen). Sayangnya, banyak yang mengira protein nabati juga cocok untuk anak-anak pada masa pertumbuhan. “Sebenarnya agak berbeda, mungkin memang protein nabati diperlukan tetapi bukan untuk anak-anak,” terangnya.

Dikatakan, protein hewani penting bagi anak, khususnya pada masa-masa emas (golden age) usia 0-5 tahun. “Mengapa kita perlu pangan hewani, karena mengandung zat gizi yang tidak ada di pangan nabati,” paparnya. Pertama pangan hewani padat zat gizi makro dan mikro, mutu protein tinggi dengan asam amino esensial lengkap, zat gizi mikro yang dikandung mudah diserap tubuh, kandungan faktor anti-nutrient rendah, mengandung IGF-1 yang meningkatkan tinggi badan (khusus susu), serta konsumsi protein menurunkan risiko obesitas (Lotfi et al., 2022, Nature).


--

“Tubuh membutuhkan 20 jenis asam amino, sembilan di antaranya asam amino esensial (AAE) yang hanya didapat dari makanan dan ini tidak diproduksi tubuh kita. Protein hewani memiliki AAE lebih lengkap dan lebih banyak dibandingkan protein nabati, makanya harus selalu kita konsumsi,” tegasnya. Kalau hanya makan buah atau sayur, itu juga ada AAE tapi tidak lengkap, mungkin cuma ada 2 atau 3. Sedangkan produk hewani memiliki sampai 7-9 AAE, makanya (makanan) harus saling melengkapi, berikut jenis-jenisnya.

Di awal kehidupan, tambah Prof Sandra, asam amino esensial berguna bagi pertumbuhan linear (fisik) dan perkembangan neurokognitif (otak). “Kita tahu pertumbuhan fisik dan otak, terutama 5 tahun pertama berjalan sejajar. Kalau misalnya ia pendek di awal, bisa dipastikan pertumbuhan otaknya juga tidak bagus. Apalagi pertumbuhan otak itu, terbentuk 90 persen sampai usia 5 tahun,” sebutnya.

Defisiensi AAE pada awal kehidupan dapat menyebabkan penurunan linear pertumbuhan dan kognisi. “Contoh pada anak stunting memiliki konsentrasi 9 AAE yang rendah (triptofan, isoleusin, leusin, valin, metionin, treonin, histidin, fenilalanin, lisin) ketimbang anak-anak tidak stunting (p<0,01),” rincinya.

Berdasarkan studi Animal Sourced Foods & Child Stunting (2018) pada 112.553 anak usia 6-23 bulan di 49 negara menemukan bukti hubungan kuat antara stunting dan rendahnya konsumsi protein hewani, seperti susu, daging/ikan, dan telur. Sebaliknya di antara anak-anak usia 18-23 bulan, terjadi pengurangan stunting karena mengonsumsi susu, telur, daging/ikan yang cukup, sebesar 6,6 poin. “Semakin bervariasi jenis protein hewani yang dikonsumsi, semakin rendah persentase stunting,” tegasnya.

Peran JAPFA untuk Gizi Anak Indonesia

Selama ini PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) turut berkomitmen dalam mendukung Pemerintah meningkatkan status gizi masyarakat, mencegah malnutrisi, serta menurunkan angka stunting lewat penyediaan produk hewani ke seluruh Indonesia, baik itu produk fresh atau beku (mentah) maupun olahan.

Sebagai perusahaan agri-food terbesar dan terkemuka di Tanah Air, JAPFA tak hanya memasok produk ke mitra industri dan supermarket (Ranch Market, Farmers Market, Lotte Mart, dsb), juga langsung ke lingkungan konsumen melalui toko ritel, Best Meat sejak 2017. Hingga kini sudah ada lebih dari 400 gerai Best Meat di seluruh pelosok negeri, yang menawarkan produk hewani berkualitas, meliputi ayam utuh (ayam broiler dan ulu), telur, ikan, susu, daging sapi, nugget, dan pangan olahan lainnya.

Di Palembang, gerai Best Mest ada 3 titik di Sako, 12 Ulu, dan Puncak Sekuning. “Kita sudah hadir di Palembang sejak 6 tahun lalu. Lebih dari 100 jenis produk hewani JAPFA Group kita tawarkan ke konsumen. Ada daging sapi/wagyu dan ayam frozen yang kita pasok langsung dari peternakan (kandang) sendiri,” ujar Pengelola Best Meat Puncak Sekuning, Desi Nurhayani kepada Sumatera Ekspres, Sabtu (14/9).


PANGAN OLAHAN : Desi Nurhayani, Pengelola Best Meat Puncak Sekuning, Kota Palembang, menunjukan produk pangan olahan hewani berupa nugget, sosis, dan lainnya yang diproduksi oleh JAPFA Group.-Foto : Rendi/Sumeks-

Lalu berbagai jenis pangan olahan, mulai dari sosis, nugget, bakso, seafood produksi anak usaha JAPFA dengan brand So Nice, So Good, Cedea, Seafood Lovers, Toba, dan sebagainya. Serta produk susu (Greenfields), rice (Ayana), hingga saus dan sirup (Mayo, Pazar, Fres). “Selama ini pelanggan kita banyak dari segmen rumah tangga, rumah makan, dan usaha katering. Khusus katering mereka membeli ayam broiler yang diolah menjadi menu katering makanan siswa-siswa sekolah,” lanjut Desi.

Selain menjual di gerai, pihaknya sering mengikuti bazar pangan pasar murah Pemerintah guna memenuhi kebutuhan masyarakat. “Di bazar paling banyak laku pangan olahan, karena kita menjual dengan harga terjangkau. Misalnya nugget So Good per 1000 gram Rp38 ribu, bakso ayam Tora Duo per 500 gram Rp20 ribu,” rincinya.

Tak hanya toko luring, produk JAPFA bisa dibeli via online di JAPFA Best. Konsumen dapat mengakses website www.japfabest.com atau platform marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, Gofood, Gomart, dan lainnya. Nah, baru-baru ini JAPFA Food mengenalkan produk teranyar, Olagud yang merupakan ayam segar probiotik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan