https://sumateraekspres.bacakoran.co/

PJ Bupati Lahat Dorong Peran Bapak Asuh Stunting yang Lebih Optimal

Acara Desiminasi audit kasus stunting (AKSI) semester 2 Lahat, di Hotel Bukit Serelo,--

SUMATERAEKSPRES.ID - Penurunan angka stunting di Kabupaten Lahat telah menunjukkan kemajuan yang signifikan, menempatkan daerah ini sebagai yang terendah kedua dalam pengurangan prevalensi stunting di Indonesia.

Kabupaten Lahat berhasil menurunkan prevalensi stunting hingga 7,81%, jauh di bawah target nasional yang ditetapkan sebesar 14%.

Namun, Pj Bupati Lahat, Imam Pasli SSTP M.Si, menekankan bahwa tim percepatan penanganan stunting tidak boleh lengah. Ia menyoroti pentingnya gotong royong sebagai kunci dalam pencapaian keberhasilan ini dan menekankan perlunya mencegah munculnya kasus stunting baru di Lahat.

"Gotong royong adalah kunci utama. Dengan semangat kebersamaan, penurunan stunting akan lebih mudah tercapai, sekaligus mencegah kasus baru di Kabupaten Lahat," ujar Imam Pasli SSTP M.Si dalam acara Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKSI) semester 2 di Hotel Bukit Serelo, Selasa (27/8).

Berdasarkan hasil evaluasi, beberapa aspek dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting masih memerlukan perhatian lebih. Salah satu yang disoroti adalah alat timbang antropometri yang belum sesuai standar.

BACA JUGA: Hukum Membakar dan Merobek Al-Qur’an, Penjelasan Ulama

BACA JUGA:Banyak Pelamar Salah Input Nomor Ijazah pada CPNS 2024, Cermati 14 Ketentuannya Agar Tidak Gagal Administrasi

Posyandu dan tim percepatan diminta segera melaporkan dan menganggarkan penggantian alat yang belum standar tersebut.

Selain itu, Imam Pasli menekankan bahwa peran bapak asuh stunting masih belum dijalankan secara maksimal. Meski telah dikukuhkan, tindakan nyata dari bapak asuh stunting masih perlu ditingkatkan.

"Posyandu dan Puskesmas harus segera melaporkan kebutuhan dan upaya penanganan stunting ke tim percepatan, yang kemudian dapat diajukan kepada bapak asuh. Peran bapak asuh sudah dikukuhkan, jadi kita harus proaktif," tegasnya.

Imam Pasli juga menyoroti perlunya perlakuan berbeda terhadap bayi yang stunting dan tidak stunting. Bayi yang mengalami stunting memerlukan perhatian lebih, terutama karena seringkali mereka mengalami komplikasi penyakit.

Penanganan yang kompleks dan pencatatan laporan yang teliti sangat diperlukan.

BACA JUGA:Penggeledahan Kantor DLH Banyuasin oleh Tim Kejari, Berkas dan Dokumen Disita!

BACA JUGA:Mitsubishi Pajero Sport vs Toyota Fortuner 2024: Ini Perbandingan Harga dan Spesifikasi Terbaru!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan