https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Area Makam Dijaga Ratusan Kawanan Monyet

Kawanan monyet yang berada di kawasan makam Puyang Muara Rambang. FOTO: ANDIKA/SUMEKS--

"Karena itulah diharapkan pengunjung membawa seperti pisang, kerupuk atau buahan lain agar bisa diberikan makan ke para monyet," katanya. 

Tidak hanya berada di sekitaran area makam. Para monyet tersebut juga kerab bergerombol di jembatan yang ada di dekat makam. "Terkadang tidak ada monyet di makam, itu biasanya sedang bergerombol di jembatan," terangnya. 

Di dekat Makam Puyang Muara Rambang terdapat sungai. Sungai Rambang adalah sungai yang mengalir dari daerah perbukitan Muara Enim. Menembus ke daerah Selatan Prabumulih dan mengalir sampai ke wilayah Kabupaten Ogan Ilir.

Sungai ini mencitrakan bahasa dan suku Rambang, yang menggambarkan rata-rata orang yang mendiami di pinggir jalan aliran sungai ini adalah orang-orang Rambang atau orang yang memakai bahasa Rambang. 

Dengan mengetahui alur sungai ini, bisa juga untuk mengetahui alur sejarah peradaban orang Rambang baik di Hilir maupun di Hulu sungai. 

Menurut cerita masyarakat sekitar, dalam sungai ini terdapat buaya besar berwarna hitam dan putih yang mendiami muara ini. 

Konon, panjang buaya ini sampai melintang penuh di aliran sungai. Beberapa masyakarat desa menjelaskan mereka memang pernah melihat buaya ini, namun katanya tak sembarang orang bisa melihat buaya ini.

Menurut kepercayaan pengunjung, bila ada yang mampu melihat buaya itu timbul di muara sungai, maka sepulangnya dia akan memperoleh keberuntungan. 

Puyang Muara Rambang dianggap mendiami daerah tersebut dan menjaga kelestarian Sungai Rambang. Buaya yang nakal akan diusir dan tidak boleh masuk ke Sungai Rambang dan hanya tinggal di perairan Sungai Ogan saja. 

Orang Rambang percaya, minimnya angka orang dimakan buaya di daerah Rambang karena di Muara Rambang buaya masuk akan diseleksi. 

Bagi yang nakal atau berniat membunuh manusia, maka akan dihalangi oleh Puyang Muara Rambang dan buaya besar penjaga Muara Rambang.

Sejarah Puyang Muara Rambang pada saat ini masih cukup eksis keberadaannya, karena masih mendapat dukungan dari masyarakat. Hal ini dikarenakan, banyak nilai-nilai yang terkandung yang ada pada Puyang Muara Rambang.

BACA JUGA:Lomba Bidar Kembali Meriahkan HUT RI di OKU Timur Setelah 3 Tahun Vakum, Begini Antusiasme Warga!

BACA JUGA:Sultan Palembang Serahkan Al Quran Bebaso ke SMA Negeri 6 untuk Melestarikan Budaya, Ini yang Dia Ungkapkan!

Masyarakat Desa Lubuk Keliat hampir secara keseluruhan 99 persen menganut agama Islam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan