https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Survei Terbaru LKPI Ungkap Alasan Popularitas Askolani-Netta Kian Terpuruk, Ini Penyebabnya

Hasil survei terbaru LKPI terkait elektabilitas dan popularitas dua pasangan yang akan maju dalam Pilkada Banyuasin 2024, Askolani-Netta Indian dan pasangan Slamet Somosentono-Alfi Rustam. -Foto: Dok. Sumateraekspres.id-

Begitupun dalam simulasi dengan pertanyaan tertutup Ketika responden ditanyakan dari bakal dua pasangan Bupati dan Wakil Bupati yaitu Askolani-Netta Indian jika berhadapan dengan pasangan Slamet Somosentono-Alfi Rustam pasangan mana yang akan dipilih masyarakat, hasilnya pasangan Slamet Somosentono-Alfi Rustam unggul hingga 57,2% tingkat keterpilihannya sedangkan Askolani- Netta Indian hanya dipilih sebanya 33,1% dan selebihnya 9,7 tidak memilih. 

Dari temuan survei didapati bahwa popularitas Askolani yang cukup tinggi hingga 88,2%, akibat adanya pemberitaan mengenai masalah rumah tangga Askolani yang menjadi buah bibir di Masyarakat.

BACA JUGA:Gerindra Resmi Rekomendasikan Budiarto Marsul sebagai Cawabup Lahat 2024, Ini Penegasannya!

BACA JUGA:Heri Amalindo – Popo Ali Raih Dukungan PKB untuk Pilkada Sumatera Selatan 2024

Sebanyak 94,7% responden mengetahui permasalah rumah tangga Askolani karena permasalahan tersebut sampai dilaporkan ke POLDA Sumsel karena diduga Askolani menikah lagi tanpa izin dan dilaporkan wanita asal Jakarta, yang bersangkutan juga menggugat yang cerai istri sahnya, dr Sri Fitriani. 

Ketika dilakukan pertanyaan tertutup mendalam, permasalahan tersebut menyebabkan rendahnya tingkat penerimaan dan kesukaan masyarakat pada Askolani.

Dalam hal popularitas Askolani walaupun sangat tinggi namun masuk kategori popularitas perceived (terkenal tapi tidak disukai) karena reputasinya yang kurang positif dan merugikan perilaku pribadinya Contohnya, terkenal karena kasus dilaporkan ke aparat hukum, arogansinya terhadap kaum hawa dan perilaku minor lainnya.

Berbeda dengan popularitas Slamet Somosentono dimasyarakat Banyuasin masuk dalam kategori sosiometrik dimana muncul dari daya tarik individu yang disukai karena berbagai sifat baiknya dan perilakunya sebagai pemimpin dimasyarakat, memiliki kemampuan personal, memiliki empati dan sering membantu orang lain.

BACA JUGA:Hasil Survei Terbaru LKPI: Herman Deru-Cik Ujang Masih Unggul di Sumatera Selatan Menjelang Pilkada

BACA JUGA:Ratu Dewa Tetap Unggul Jelang Pilkada Palembang 2024, Cek Hasil Survei LKPI Berikut

Dalam ranah praktis, popularitas sosiometrik ini mengarah pada satu konstruk kesukaan atau akseptabilitas pada bakal bupati Banyuasin.

Menurut Pengamat Komunikasi Politik & Pemerhati KDRT dari Rutgers The state University of New Jersey Rinjani Dwi Sudjono, dipastikan Askolani sebagai Calon Bupati Banyuasin akan kalah akibat dugaan kasus perlakuan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yaitu pernikahan tanpa izin dari istri oleh Bupati Banyuasin, Askolani, yang hingga kini masih diusut polda Sumatera Selatan ditambah lagi Askolani juga dilaporkan oleh Nova Yunita, wanita asal Jakarta yang mengaku sebagai istri sahnya sekaligus menuding Askolani melakukan penelantaran anak yang merupakan hasil pernikahan Askolani dan Nova yang tercatat di KUA Kertapati Palembang dengan akta nikah nomor 736/22/XII/2014.

Jika dilihat dari rekam jejak digital, Sri Fitriyanti juga akan melaporkan Askolani ke polisi dengan dugaan menggunakan data palsu saat Askolani menikahi Fitri pada 2019 silam.

Tentu saja skandal menikah tanpa izin istri,dugaan melantarkan anak yang diduga di lakukan Askolani sudah melekat dan termaterai di ingatan masyarakat Banyuasin, sehingga faktor-faktor ini akan jadi pertimbangan masyarakat Banyuasin untuk tidak memilih Askolani sebagai bupati Banyuasin dalam pilkada nanti.

“Ini saatnya masyarakat Banyuasin melakukan pengadilan terhadap Askolani di pilkada Banyuasin” kata Rinjani Dwi Sudjono.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan