33 Hektar Lahan Terbakar di Muara Enim: BPBD Koorindasi dengan TNI, Polri, dan Perusahaan

Kalaksa BPBD Muara Enim, Abdurrozieq Putra ST MT foto gite sumateraekspres.id--

MUARAENIM, SUMATERA EKSPRES – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Muara Enim telah melanda area seluas 33 hektar hingga saat ini. Data terbaru ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim, Abdurozieq Putra, ST, MT, dalam konferensi pers yang diadakan pada Rabu (7/8).

Menurut Abdurozieq, kebakaran ini mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Muara Enim, yaitu Kecamatan Sungai Rotan, Kecamatan Muara Belida, dan Kecamatan Gelumbang. “Kebakaran terparah terjadi di Muara Belida, baik dari luas area yang terbakar maupun besarnya api dan kedalamannya,” jelasnya.

Tim penanggulangan kebakaran melibatkan 80 personil BPBD, serta dukungan dari TNI, Polri, dan Manggala Agni, bersama dengan perusahaan-perusahaan lokal. “Perlengkapan yang kami miliki cukup memadai, termasuk 30 unit pompa jinjing, 5 unit pompa apung, dan 300 roll selang dengan panjang masing-masing 30 meter,” ungkap Abdurozieq.

Dia menambahkan bahwa hingga kini belum ada kendala signifikan dalam penanggulangan Karhutla, berkat ketersediaan sumber air yang cukup. Namun, jika ada lokasi yang sulit dijangkau, BPBD Kabupaten Muara Enim akan berkoordinasi dengan BPBD Sumsel untuk pelaksanaan water bombing.

BACA JUGA:Strategi Efektif Mengatur Gudang Berantakan: Prioritaskan Barang untuk Disimpan, Disumbangkan, atau Dibuang

BACA JUGA:10 Ide Lomba 17 Agustusan Kocak, Cocok Dilaksanakan di Lingkungan RT

Saat ini, dua posko Karhutla telah didirikan di Kecamatan Gelumbang dan Kecamatan Sungai Rotan, serta Posko Induk di Kantor BPBD Kabupaten Muara Enim. Jika kebakaran meluas dan statusnya meningkat, delapan posko tambahan akan didirikan di wilayah-wilayah strategis.

“Semua kebakaran yang terjadi berada di lahan gambut, dan penyebabnya masih belum jelas apakah akibat faktor alam atau ulah manusia. Penegakan hukum akan menyelidiki penyebabnya, sementara kami fokus pada penanganan kebakaran,” tambahnya.

Abdurozieq juga menyampaikan bahwa, menurut prediksi BMKG, Juli dan Agustus adalah puncak musim kemarau, dengan potensi hujan baru akan mulai turun pada September. Untuk itu, selain penanganan langsung, BPBD juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari pembakaran lahan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan