Tetap Menghasilkan meski Kemarau, Pilih Budidaya Timun

MENJANJIKAN: Menanam tanaman timun dilakukan Kelompok Tani Cahaya Gemilang di Kelurahan Timbangan, Ogan Ilir. Hasil yang didapat pun dapat meningkatkan pendapatan petani. -FOTO: ANDIKA/SUMEKS-

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Budidaya timun memiliki potensi keuntungan yang menarik bagi para petani. Tanaman timun relatif mudah dirawat. Setelah ditanam dan kemudian panen bisa dilakukan pemetikan berkali-kali.

Timun adalah sayuran yang sering digunakan dalam berbagai menu atau bisa juga dijadikan lalapan. Menanam sendiri di rumah dapat memastikan kecukupan kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Sehingga permintaan timun sangat tinggi di pasaran sebagai bahan pangan. 

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Indralaya Utara, Aprianto bersama Koordinator BPP Indralaya Utara, Marwani meninjau lokasi penanaman timun yang berada di Kelurahan Timbangan.  "Lokasi ini merupakan salah satu lahan yang ditanami timun oleh kelompok tani," tukas Aprianto. 

Komoditas timun cukup menguntungkan untuk dibudidayakan. Kebutuhan timun cukup besar di pasaran. Membuatnya menghasilkan keuntungan yang cukup bagus. "Meskipun kemarau dan perlu penyiraman, kelompok tani Cahaya Gemilang yang diketuai Rendi Sutardi tetap semangat menanam timun," sebutnya. 

Tanaman timun ini ditanam di atas lahan seluas 0.5 hektare dengan populasi tanam lebih kurang 1000 batang. Sutaji mampu menghasilkan hasil panen hingga 400 kg sekali petik.  "Dalam jangka waktu lebih kurang empat puluh hari sudah petikan panen timun buah pertama. Pada petikan pertama dan kedua dengan luasan itu kemarin menghasilkan lebih kurang 400 kg," jelasnya. 

BACA JUGA:Strategi Cerdas Petani Selamatkan Panen dari Jerat Musim Kemarau

BACA JUGA:Gangguan Pasokan Air Baku di Banyuasin, Air Sungai Surut Akibat Musim Kemarau

Harganya memang fluktuatif tergantung permintaan kebutuhan pasaran. Namun saat ini harga timun dari kebun dipatok pengepul di kisaran Rp2.700 per kg. 

"Biasanya pada panen selanjutnya akan terus meningkat dari panen pertama dan kedua. Pengepul yang membeli hasil panen ini dibawa ke Pasar Jakabaring. Biasanya pada panen selanjutnya akan berjarak 3-4 hari setelah panen sebelumnya," ucap Aprianto. 

Diakui para petani, memilih menanam timun karena umur panen yang relatif pendek untuk cepat menghasilkan. "Untuk musim kemarau saat ini kendala yang dihadapi yaitu sumber air. Selain mengandalkan hujan, petani memanfaatkan sumber dari kolam tadah hujan maupun sumur,’’ ujarnya. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan