Sistem Penananam Cara ini Mampu Berikan Hasil Maksimal
HASIL MAKSIMAL: Menggunakan sistem tumpang sari dapat memberikan hasil maksimal dari penanaman--
Praktik tumpangsari juga dapat memengaruhi pengendalian hama dan penyakit. Tanaman yang tumbuh bersama-sama dapat saling melindungi atau, sebaliknya, menjadi lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu.
Oleh karena itu, perencanaan pengendalian hama dan penyakit menjadi penting dalam tumpangsari.
Setelah mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, langkah selanjutnya dalam praktik tumpangsari adalah pemilihan jenis tanaman yang akan ditanam bersama-sama dan cara penanaman yang tepat.
Berikut adalah beberapa contoh tumpangsari berdasarkan kondisi lahan:
1. Tumpangsari di Lahan Kering (Tegalan)
Alternatif Pertama: Palawija Berumur Pendek
Pada awal musim hujan, lahan dapat ditanami palawija berumur pendek sebanyak satu kali. Penanaman dilakukan secara monokultur atau tumpangsari dengan saat tanam yang bersamaan.
BACA JUGA:Ini Contoh Tanaman yang Bisa Dilakukan dengan Sistem Tumpang Sari
BACA JUGA:Ini Manfaat yang Didapat jika Menerapkan Sistem Tumpang Sari
Saat akhir atau pertengahan musim hujan, lahan dapat ditanami palawija berumur pendek atau berumur panjang sebanyak satu kali tanam. Pelaksanaannya dilakukan secara monokultur atau tumpangsari dengan waktu tanam yang bersamaan.
Alternatif Kedua: Singkong dan Jagung
Pada awal musim hujan, lahan ditanami jagung. Kurang lebih 3 sampai 4 minggu sebelum panen, singkong ditanami di antara tanaman jagung.
Dengan demikian, tanaman jagung dan singkong tumbuh bersamaan dan dapat memberikan hasil yang maksimal.
2. Tumpangsari di Lahan Sawah Tadah Hujan
Alternatif Pertama: Padi dan Palawija Berumur Pendek. Di awal musim hujan sampai pertengahan musim hujan, lahan ditanami padi sebanyak satu kali. Pada akhir atau pertengahan musim hujan, lahan ditanami palawija secara monokultur sebanyak satu kali.
Alternatif Kedua: Padi dan Palawija Berumur Berbeda
Pada awal musim hujan, lahan ditanami padi sebanyak satu kali. Pada akhir atau pertengahan musim hujan sampai musim kemarau, lahan dapat ditanami palawija secara tumpangsari. Tumpangsari dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu antara dua tanaman berumur pendek atau antara dua tanaman dengan umur berbeda.
Misalnya, ubi kayu dengan kacang tanah, kedelai, atau kacang hijau.
3. Tumpangsari di Lahan Sawah Beririgasi
Pada lahan sawah beririgasi, palawija umumnya ditanami secara monokultur. Penanaman padi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun, sementara palawija berumur pendek ditanam pada musim kemarau.
BACA JUGA:Tanam Semangka di Sela Kebun Sawit, Lakukan Sistem Tumpang Sari
BACA JUGA:Gunakan Sistem Tumpang Sari, Hasilkan Jambu Kristal dan Durian
Tumpangsari memiliki sejumlah manfaat yang signifikan:
1. Peningkatan Hasil Pertanian