Jatuh Tanggal 8 Juli 2024, Ini Penjelasan NU Soal Perbedaan Penetapan 1 Muharram 1446 Hijriah
BEDA: Nahdatul Ulama (NU) berbeda dari pemerintah dan Muhammadiyah yang menetapkan 1 Muharram 1446 H jatuh pada 8 Juli 2024. FOTO: nu--
BACA JUGA:INGAT! 5 Larangan Malam 1 Suro. Janggan Dilelanggar. Berani Mencoba Sial Seumur Hidup
Durasi satu siklus sinodik bulan adalah sekitar 29 hari 12 jam 44 menit, yang dibulatkan menjadi 29,5 hari.
“Siklus sinodik bulan umumnya dihitung dari istikbal atau bulan purnama ke istikbal berikutnya,” jelas Ma’rufin.
Ia memaparkan, kalender Hijriah juga terdiri dari 12 bulan, namun panjang bulan bervariasi antara 29 hingga 30 hari.
Dalam satu tahun Hijriah, panjangnya bisa mencapai minimal 354 hari.
Selama satu daur Hijriah yang berlangsung selama 30 tahun, terdapat 11 tahun kabisat dengan panjang tahun 355 hari untuk mengimbangi kelebihan 44 menit dari siklus sinodik bulan.
BACA JUGA:CATAT! Kemenag Gelar Rukyatulhilal Awal Zulhijah 1444 H di 99 Titik. Untuk SUMSEL, Ada di Titik Ini!
BACA JUGA:Pantauan Hilal di Palembang, Kanwil Kemenag Sumsel Sebut 1 Syawal Hari Sabtu, Tapi Harus Tunggu Ini
Masih menurut dia, awal bulan Hijriah ditandai dengan ketampakan hilal dan tanggal 14 atau 15 setiap bulan adalah masa ayyamul bidh, ditandai dengan bulan purnama.
Adapun terkait kalender Masehi, Ma’rufin mengatakan bahwa penanggalan ini merupakan sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari.
Sistem ini menggunakan siklus tropis matahari, yaitu periode waktu dari kedudukan matahari di atas khatulistiwa langit pada 20 atau 21 Maret setiap tahun hingga kedudukan yang sama pada tahun berikutnya.
Durasi satu siklus tropis Matahari adalah sekitar 365 hari 5 jam 48 menit.
“Sehingga tahun miladiyah bernilai minimal 365 hari untuk tahun biasa atau 366 hari untuk tahun kabisat,” paparnya.
Ia menyebut, kalender Masehi terdiri dari 12 bulan dengan panjang bulan yang bervariasi antara 30 hingga 31 hari, kecuali bulan Februari yang memiliki 28 atau 29 hari pada tahun kabisat.(lia)