https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Memutus Transaksi Sawit Tukar Sabu

*Canangkan Desa Wisata Bersinar dan Perkebunan Bersinar

PALEMBANG - Memberantas peredaran narkoba tak hanya menjadi tanggung jawab Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan aparat penegak hukum, tapi semua komponen dan masyarakat. Karenanya, lewat program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), BNN menggandeng setiap komponen yang ada supaya bergerak bersama. Salah satunya lewat program Desa Wisata Bersinar dan Perkebunan Bersinar. Diharapkan ini bisa memutus peredaran narkoba, khususnya di daerah.

Kepala BNN RI, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose menjelaskan jika di tempat lain, dikenal istilah sawit tukar sabu. “Istilah seperti ini biasanya terjadi di daerah yang banyak perkebunan sawit. Tapi kita ingin ini tidak terjadi, khususnya di Provinsi Sumsel dan Kota Palembang,”  katanya usai membuka secara resmi Program Desa Wisata Bersinar dan Perkebunan Bersinar di Griya Agung, kemarin. Untuk mencegah itu, perlu langkah konkrit penanganan peredaran narkoba. Seperti melalui program Desa Wisata Bersinar dan Perkebunan Bersinar.

Dia pun menyebut istilah sawit tukar sabu bermula dari maraknya aksi pencurian sawit yang dilakukan. Dimana uang hasil penjualan sawit curian, nantinya ditukarkan dengan sabu-sabu. Tak jarang pula, pembelian sabu barter langsung dengan buah sawit. Sehingga perlu gerakan intervensi berbasis di masyarakat, pihaknya menggandeng perusahaan kelapa sawit supaya menjadi motor program tersebut.

"Tidak bisa tidak dan harus sesegera mungkin dilaksanakan. Apalagi ini menyangkut upaya kita dalam hal war on drug. Paling tidak, dari pihak perusahaan dan instansi terkait dapat menjadi motor pergerakan di masyarakat sekitar agar kebiasaan tersebut lambat laun hilang," bebernya. Program Desa Wisata Bersinar sejatinya dilakukan secara menyeluruh dan serentak guna mempercepat terciptanya Desa Bersinar. BACA JUGA : 10 Rekomendasi Desa Wisata Favorit di Sumsel

“Kita harap pula pean pemerintah dalam gerakan intervensi berbasis masyarakat ini, serta proaktif masyarakat sekitar,” bebernya. Apalagi Sumsel termasuk provinsi dan pasar kedua di Indonesia dalam peredaran narkoba. “Kita menganggap perlu program nyata melibatkan semua sektor dan elemen yang ada. Tak hanya dari penegakan hukum semata, juga upaya edukasi sekaligus sosialisasi ke masyarakat," tegasnya.

Aparat penegak hukum sendiri telah melakukan upaya pencegahan seperti melalui maklumat Kapolda Sumsel, Irjen Pol Albertus R Widodo yang melarang aktivitas musik remix saat diadakan organ tunggal. Ini juga dimaksudkan untuk mencegah peredaran narkoba. "Peran pemerintah dan stakeholder terkait dalam upaya pencegahan sekaligus penindakan. Sektor budaya serta penegakan hukum berjalan beriringan," tegasnya diamini Kapolda Sumsel, Irjen Pol Albertus Rachmad Widodo.

Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengungkapkan pihaknya menyambut baik program BNN RI, terutama terkait penegakan hukum sekaligus memutus mata rantai peredaran narkoba. Program Desa Wisata Bersinar tak hanya mengajak masyarakat produktif dan kreatif, juga mengurangi sekaligus memerangi peredaran gelap narkoba.

"Dengan terbentuknya Desa Wisata Bersinar paling tidak masyarakat semakin termotivasi mencegah peredaran narkoba. Program ini juga dapat menjadi motivasi sekaligus meningkatkan perekonomian daerah. Mengajak masyarakat proaktif dalam gerakan bersama guna mewujudkan generasi emas di Sumsel," tegasnya.

Pemprov Sumsel menggandeng beberapa pemda setempat agar bisa menjadi bagian dalam program tersebut. "Kita gandeng beberapa kabupaten/kota dalam gerakan ini, sehingga bisa dilaksanakan serentak dengan hasil maksimal," tandasnya. Dalam kesempatan itu, Komjen Pol Petrus Reinhard Golose juga menyerahkan penghargaan kepada Bupati Empat Lawang, Musi Rawas dan Pagaralam karena telah berhasil mewujudkan kampung bersinar dan menjadi salah satu penggiat P4GN di wilayahnya masing-masing.

Hari sebelumnya, Kepala BNN RI, Komjenpol Dr Petrus Reinhard Golose MM sempat melakukan kuliah umum Strategi War On Drugs Menuju Indonesia Bersih Narkoba bersama secara hybrid online dan offline, diikuti 3000 mahasiswa dari Unsri dan 37 PT lainnya yang ada di LLDikti Wilayah II. “Kegiatan ini wujud menggelorakan semangat anti narkotika ke mahasiswa,” katanya.

Rektor Unsri, Prof Dr Ir H Anis Saggaff MSCE IPU ASEAN Eng mengajak

bersama-sama membuat kampus Unsri menjadi kampus yang bebas dari narkoba atau kampus bersinar. “Nanti bersama LLDikti Wilayah II kita akan bentuk duta anti narkoba, termasuk di seluruh kampus-kampus," lanjutnya. Tugasnya menjaga kampus bebas dari gangguan dan pengaruh narkoba. Turut hadir Kepala LLDikti Wilayah II,  Prof Dr Iskhaq Iskandar MSC, para rektor dan perwakilan PT di wilayah II di Graha Unsri. (nni/(afi/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan