Polisi, Antara Filsuf, Prajurit dan Tiran

Oleh. Dr Marzuqi Ismail (Pamen Polri dan Dosen Tidak Tetap STIK Lemdiklat Polri)-foto: ist-

Sejatinya tugas polisi sama seperti social worker. Dalam sebuah kuliahnya di Prancis, Foucault (1926-1984) mengatakan perhatian awal tugas kepolisian lebih besar diberikan pada kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial dan pengaturan pasar dari pada menangkap penjahat. Jadi yang menjadi tugas polisi pada awalnya adalah menjaga keteraturan dan ketertiban sosial dan ekonomi.

Dalam belantara kasus-kasus pidana (kejahatan) yang terus berkembang baik kejahatan konvensional maupun kejahatan dunia maya (cyber crime), seorang personel Polri dituntut selalu harus dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan dunia digital yang semakin kompleks. 

Saat ini pelaku kejahatan tidak harus bertemu secara fisik untuk melakukan penipuan, cukup dengan bermodalkan sebuah divice dan koneksi internet, pelaku kejahatan dapat mengelabui korbannya dengan skala besar dan kerugian finansial yang signifikan. 

Kasus penipuan online, judi online merupakan contoh mutakhir dampak negative platforme-commerce dan aplikasi perjudian serta perkembangan teknologi informasi lainnya yang telah memakan korban jutaan orang dan kerugian finansial sampai puluhan triliyun rupiah. Kerugian yang dialami korban sesungguhnya bukan hanya kerugian finansial, tetapi juga berdampak pada kerugian non-fisik; seperti psiko-sosial, trauma dan juga rasa malu.

Kasus yang baru viral dan menghebohkan yaitu serangan siber terhadap server Pusat Data Nasional (PDN) juga merupakan tantangan besar bagi Polri. Walaupun bukan semata tanggung jawab Polri sendiri, tetapi minimal penyidik siber Polri harus bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk dapat mengurai kasus ini sebagai sebuah kejahatan menonjol dan dapat menangkap pelakunya.

BACA JUGA:Jajaran Polres Muara Enim Kunjungi Purnawirawan Polri dan Warakawuri

BACA JUGA:Wow! Bareskrim Polri Bongkar Praktik Judi Online Raksasa Beromzet Triliunan Rupiah, 18 Orang Ditangkap

Karena kejahatan siber ini tidak hanya berbahaya bagi negara Indonesia, tetapi bagi setiap individu yang data pribadinya diretas dan tidak tertutup kemungkinan data pribadi tersebut dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan lain untuk meraup keuntungan finansial.

Filosofi Tugas Polisi

Secara filosofis tugas polisi adalah melindungi dan melayani masyarakat pada setiap masalah yang terjadi. Masyarakat yang membutuhkan perlindungan dari polisiterutama masyarakat yang menjadi korban kejahatan. Cara untuk melindungi korban pada masa yang akan datang terhadap apa yang sedang mereka alami merupakan tindakan proaktif yang memusatkan perhatian bukan hanya pada apa yang sedang dialami korban, tetapi pada cara untuk menghentikan kejahatan. Masyarakat akan melihat respon polisi, sejauh mana kecepatan dan ketepatannya. Apakah petugas polisi benar-benar melaksanakan tugasnya untuk melindungi masyarakat dan memberikan pelayanan terbaik atau tidak. 

Dalam melihat respon polisi, seorang peneliti di Australia Correia (2019) dalam artikelnya Responding to Victimisation in a Digital World sangat menekankan pentingnya kualitas data bagi kepolisian tentang kejahatan siber dan karakteristik serta heterogenitas korban yang melaporkan insiden yang dialaminya. 

Jadi tugas kepolisian di samping melakukan pelayanan kepada masyarakat dalam berbagai aspek juga melakukan data collecting secara konsisten dan akurat oleh Fungsi Intelijen teknologi yang sophisticated sebagai pangkalan big datanya Polri yang didukung human intelligent yang unggul. Apabila dibutuhkan tindakan kepolisian, polisi sudah memiliki data yang realiable dan predictive sebagai hasil analisis intelijen.

Untuk itu, diperlukan interaksi yang simultan dan kontinu antara polisi dengan teknologi dan masyarakat. George Simmel, seorang sosiolog Jerman (Plummer, Sociology, The Basics,2021) melihat masyarakat sebagai sebuah hubungan dan interaksi manusia. Interaksi ini terus berlangsung baik secara individu maupun interaksi kelompok.

BACA JUGA:Semangat Tak Kenal Lelah Pemuda Papua, Jalan Kaki 21 KM Demi Ikut Tes Tamtama Polri

BACA JUGA:Dumas Langsung ke Presiden dan Kapolri, BB Sabu 1,5 Gram, Katimsus Narkoba: Terima Kasih Warga Mangun Jaya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan