Polisi, Antara Filsuf, Prajurit dan Tiran

Oleh. Dr Marzuqi Ismail (Pamen Polri dan Dosen Tidak Tetap STIK Lemdiklat Polri)-foto: ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Viralnya kembali kasus pembunuhan Vina yang terjadi delapan tahun lalu di Cirebon dan munculnya kasus pembakaran seorang polisi oleh isterinya yang juga seorang polisi wanita (Polwan) disebabkan oleh kebiasaan suaminya bermain judi online adalah di antara kado yang tidak mengenakkan buat Polri dalam menyambut Hari Bhayangkara ke-78 pada 1 Juli 2024 hari ini. 

Dua kasus tersebut membuat publik mempertanyakan profesionalisme Polri dalam penanganan kasus pidana dan pengamanan/pengawasan internal. Pada tahun 2000 ada sebuah film terkenal berjudul “Gladiator”. Dalam film tersebut diceritakan seorang Jenderal yang bernama Maximus dan pasukannya dengan perkasa memenangkan berbagai pertempuran, termasuk mengalahkan kaum barbar di Germania. 

Suatu ketika sang kaisar Romawi yang bijak Marcus Aurelius bertanya kepada panglimanya Jenderal Maximus tentang perlu atau tidaknya peperangan dilakukan. “Saat merasa bahwa akhir hidupnya sudah dekat, ia mulai bertanya-tanya apakah hidupnya memiliki tujuan….apakah aku akan dikenang sebagai filsuf, prajurit atau tiran?” (dikutip dari A. Setio Wibowo dalam pengantar buku “Filosofi Teras’ yang ditulis oleh Henry Manampiring).

Kutipan singkat film “Gladiator” di atasdapat menjadi analogi bagi polisi. Yang dipikirkan oleh kaisar Aurelius menjadi filsuf dapat dianalogikan dalam konteks tugas-tugas kepolisian adalah menjadi orang yang bijak, cinta damai, bermoral tinggi dan juga penjaga peradaban.

BACA JUGA:Polri Presisi Dukung Transformasi Ekonomi. Gelar Bazar UMKM dan Kontes Mobil Klasik/Tua

BACA JUGA:Brimob Palsu Pangkat Kompol Ngaku Tugas di KPK, Tipu Masuk Polri Rp345 Juta, Uangnya Habis Modal Ngebor Minyak

Menjadi prajurit maksudnya adalah menjadi penegak hukum yang tegas tanpa berpihak kepada siapapunsertatajam ke atas dan ke bawah. Sementara menjadi tiran maksudnya menjadi polisi yang kasar kepada masyarakat, pemeras, bersikap arogan, sombong dan memandang masyarakat sebagai objek.

Tugas Polisi

Tugas-tugas kepolisian kerap memiliki tantangan yang terus berkembang mengikuti perubahan strategis global, perkembangan masyarakat serta perkembangan teknologi informasi.

Tetapi dalam setiap kondisi tugas polisi yang paling dibutuhkan adalah mencegahdan meniadakan kejahatan. Dalam Sir Robert Peel’s Principle Policing, disebutkan pada poin pertama “to prevent crime and disorder” (mencegah kejahatan dan kekacauan) merupakan tugas yang paling urgen dan utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

Peel merupakan bapak polisi modern Inggris Raya yang pada tahun 1829 mendirikan London’s Metropolitan Police Forceyang dikenal dengan Bobbies. Peel mengingatkan bahwa kekuasaan polisi diberikan oleh warga, dengan legitimasi  ini dikaitkan dengan transparansi, integritas dan akuntabilitas dalam tugas-tugas polisi.

Model pemolisian yang dicetuskan Peel dengan menitikberatkan pada pencegahan berhasil menurunkan angka kejahatan di kota London secara signifikan beberapa tahun kemudian.

BACA JUGA:Kapolri Mutasi 745 Personel Jelang Hari Bhayangkara ke-78, Termasuk 6 Kapolres di Polda Sumsel

BACA JUGA:Memperingati Hari Bhayangkara ke-78, Polres Lahat Gelar Anjangsana ke Purnawirawan dan Keluarga Anggota Polri

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan