Ini yang Akan Terjadi Jika WBC tak Segera Dikendalikan
GERDAL: Kelompok Tani Sumber Rezeki Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti Mura dibantu petugas pertanian saat melakukan gerakan pengendalian (gerdal). FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS--
MUSIRAWAS, SUMATERAEKSPRES.ID – Tanaman padi pada faes primordial (masa susu) merupakan fase yang rentan terhadap serangan hama, khususnya hama wereng batang coklat (WBC).
Hama yang menyerang tanaman padi ini dapat menyebabkan tanaman kering dan mati yang di tandai dengan perubahan warna daun menjadi kuning kecoklatan.*
BACA JUGA:Ini yang Dilakukan Petugas untuk Mengantisipasi Serangan Hama Wereng Batang Cokelat
BACA JUGA:Waspada Serangan Wereng Hijau
Kondisi inilah yang menyebabkan tanaman gagal tumbuh dan berkembang. Akibatnya ini akan berpengaruh pada produksi dan pendapatan petani. Tidak menutup kemungkinan populasi WBC yang tinggi akan mengakibatkan puso atau gagal panen.
Karena itulah, beberapa waktu lalu telah dilaksanakan gerakan pengendalian OPT Wereng Batang Coklat (WBC). Gerdal ini dilakukan pada Kelompok Tani Sumber Rezeki Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.
Kegiatan gerakan pengendalian terhadap hama WBC ini didampingi POPT Kecamatan Muara Beliti, Suwanto dan PPL Desa Air Lesing, Hendra Suryawijaya, SP. ‘’Kegiatan ini kita lakukan pada luas lahan pengendalian sekitar 5 hektare,’’ ujarnya.
Saat itu, umur tanaman padi berusia 52 hingga 90 hari setelah tanam (hst) dengan varietas inpari 32, cakra dan mekongga.
‘’Dalam kegiatn ini kita menggunakan insektisida berbahan aktif Buprofezin, bantuan dari BPT Unit II Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas,’’ katanya.*
BACA JUGA:Atasi Wereng, Ini 10 Jenis Musuh Alami, Petani Wajib Tahu
BACA JUGA:Basmi Hama Wereng Batang Padi
Setelah dilakukan pengendalian, lanjutnya, akan dilakukan evaluasi 3 hingga 5 hari. ‘’Jika masih ditemukan populasi, lakukan pengendalian lanjutkan menggunakan bahan pengendali yang sama,’’ ujarnya.
Selain itu, petani juga disarankan untuk melakukan sanitasi lahan dan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT). ‘’Ini kita minta agar petani tetap memantau lahan mereka,’’ katanya. (sms)