BPDPKS-DITJENBUN-BPI BANGUN SINERGITAS MELATIH PEKEBUN SAWIT SUMSEL

Friyandito, SP, MM - Direktur BPI (kiri) bersama Zoelhermana Sembiring - Head of Seed Production & Comercial SAMPOERNA AGRO (kanan)-foto: ist-

BEST PLANTER INDONESIA (BPI) BAWA PESERTA BELAJAR DENGAN PERUSAHAAN BESAR

SUMATERAEKSPRES.ID - BEST PLANTER INDONESIA terus mengembangkan metode pelatihannya setelah BPDPKS & DITJENBUN memberikan kepercayaan menyelenggaraan pelatihan bagi pekebun Sumsel secara terus menerus dalam 3 tahun terakhir. Selain memastikan bahwa semua pelatih adalah praktisi sawit, maka jumlah pelatih yang dihadirkan harus memenuhi jumlah dan spesialisasinya agar kualitas pelatihan terkontrol, demikian juga metode penyampaian juga menjadi perhatian mengingat peserta adalah pekebun rakyat yang berasal dari berbagai latar suku dan pendidikan, sehingga bahasa kebun (istilah-istilah di kebun) dapat digunakan sebagai bahasa pemersatu yang mudah dipahami oleh seluruh peserta.

Tidak kalah penting adalah memilih lokasi kunjungan belajar (praktik) yang bisa memastikan kebun yang dikunjungi memenuhi standar agronomi dengan produktifitas yang bisa menginspirasi, dengan demikian peserta bisa mengukur gap antara produksi yang dihasilkan kebunnya selama ini dengan produksi yang seharusnya dihasilkan seperti yang dilihat diperusahaan besar, dengan demikian diharapkan pekebun tergerak atau termotivasi untuk mengejar ketertinggalan dengan menerapkan ilmu yang diajarkan.

Direktur Utama BPI, Ir. Heri DB, MM., yang pernah dinobatkan sebagai salah satu dari 110 tokoh sawit nasional versi Majalah Sawit Indonesia 2021 berpendapat bahwa dalam metode pembelajaran orang dewasa, inspirasi menjadi sangat penting dalam membangun motivasi peserta pelatihan. Salah satu cara untuk memberikan inspirasi terkait pengelolaan tanaman sawit, BPI membawa peserta berkunjung ke perusahaan perkebunan besar yang telah menerapkan standar agronomi yang baik. Mengingat pentingnya aktifitas ini, BPI telah membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan SAMPOERNA AGRO dalam kerjasama pelatihan SDM Sawit, sehingga diharapkan pekebun yang sudah berkunjung dan menyaksikan sendiri bagaimana sawit dikelola akan terdorong tanpa ragu untuk menerapkan teori atau pengetahuan yang sudah diajarkan didalam kelas, demikian Heri DB menjelaskan.

BACA JUGA:BPDPKS, Ditjenbun, dan BPI Bangun Sinergi Melatih Pekebun Sawit di Sumsel

BACA JUGA:BPDPKS & DITJENBUN TERUS MENDORONG PEKEBUN SAWIT SUMSEL MAJU MELALUI PELATIHAN BERSAMA BEST PLANTER INDONESIA

Kunjungan belajar peserta pelatihan yang dilakukan ke salah satu kebun SAMPOERNA AGRO adalah kebun yang berlokasi  di desa Surya Adi, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Direktur BPI, Friyandito, SP, MM., yang dalam kesempatan awal setelah sampai lokasi, Friyandito, mewakili seluruh peserta menyampaikan ucapan terimakasih  atas penerimaan yang luar biasa dari manajemen site  SAMPOERNA AGRO dan menyampaikan maksud dari kunjungan belajar.

Dalam kesempatan yang sama Head of Seed Production and Comercial SAMPOERNA AGRO, Zoelhermana Sembiring., yang menerima kunjungan peserta menjelaskan bahwa peserta yang sudah dibagi dalam beberapa kelompok akan mendapatkan ilmu praktek langsung dari ahlinya (fresh from the oven), antara lain bagaimana tanaman yang dikelola dengan baik dapat  menghasilkan produktifitas mencapai  28 ton per hektare per tahun. Pemilihan bibit unggul Sriwijaya dengan pengelolaan tanaman yang baik terbukti bisa mempercepat masa panen pada usia 26 s/d 28 bulan dengan produksi mencapai 16-18 ton per hektare per tahun, produksi ini bisa dipastikan tidak akan tercapai apabila bibit dan pemeliharaan tidak memenuhi standar agronomi yang baik. Kiat-kiat mempercepat usia panen ini diajarkan kepada peserta pada saat kunjungan, sehingga menambah keyakinan peserta, bahwa teori didalam kelas kalau dijalankan secara benar akan terbukti seperti yang terlihat dilapangan. Sembiring, mengakhiri penjelasannya dengan mengucapkan terimakasih kepada BEST PLANTER INDONESIA (BPI) dan tetap membuka kesempatan untuk menerima kembali peserta pelatihan dalam tema yang berbeda misalnya tentang hama penyakit, dengan demikian peserta dapat memanfaatkan keahlian-keahlian planter di lapangan. (Adv/iol)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan