Normal, Kuota Sumsel 7.035 JCH
*Sudah Termasuk Petugas
*Tak Ada Pembatan Usia, Minimal 18 Tahun
PALEMBANG – Kabar baik untuk semua jemaah calon haji (JCH). Pemerintah Arab Saudi mengembalikan kuota haji Indonesia ke porsi normal. 221 ribu orang. Itu artinya, kuota masing-masing embarkasi juga dikembalikan seperti semula.
“Alhamdulillah. Kami sudah pasrah waktu tahun kemarin cuma separuh yang berangkat. Sudah ada rencana mau umrah saja tahun ini. Takut umur tidak sampai,” kata Diah, warga Sukarami, kemarin (8/1).
Kegembiraan juga dirasakan para pengelola Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Sumsel. Sekretaris Forum KBIH Sumsel, H Fery Munandar SE mengatakan, kembali normalnya kuota haji ini memang sudah dinanti lama. Baca juga : Siap-Siap Ada Kenaikan Ongkos Haji, Kemenag Sumsel Minta Warga Lakukan Ini.. Baca juga : Biaya Akomodasi Umrah Kembali Normal
“Jelas ini kabar yang sangat baik. Apalagi, tidak ada pembatasan usia berapa yang paling tua bisa berangkat,” ujarnya. Meski masih sekitar enam bulan lagi, tapi dia berharap jemaah bisa mulai bersiap.
“Yang penting, jaga fisik. Ibadah haji butuh kondisi fisik yang prima,” tegasnya. Pengelola KBIH dan Umrah Nur Ramadhan Cabang Lubuklinggau, H Win Rahman menyambut baik kembali normalnya kuota haji Sumsel. BACA JUGA :Nah loh, Subsidi Buat Jamaah Haji Bakal Dicabut
" Kita sangat bersyukur. Sebelumnya saya memang sudah mendapat kabar kalau kuota haji khusus kembali normal. Artinya, haji reguler juga normal. Ternyata benar," ungkap dia. Dengan begitu, untuk kuota jemaah haji Musi Rawas ada sekitar 200 orang.
Sedangkan Lubuk Linggau juga sekitar 200 orang. "Tapi belum ada nama-nama jemaahnya. Kami masih menunggu dari Kemenag," kata dia. Win menyatakan, 95 persen jemaah haji Lubuk Linggau dan 75 persen jemaah Musi Rawas ikut KBIH yang dikelolanya.
Kepada jemaah yang sudah melakukan pelunasan pada 2020 tapi belum berangkatg, diminta untuk mulai melakukan persiapan. Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumsel, H Armed membenarkan kabar baik itu. Baca juga : Ongkos Haji Potensi Naik 30% Baca juga : Daftar Haji Sudah Bisa lewat Ponsel
“Sudah ada siaran pers dari Kemenag pusat. Kuota haji 2023 kembali normal. Untuk itu, kita akan mulai lakukan persiapan,” katanya. Lalu, mengumumkan nomor porsi jemaah yang bisa melakukan pelunasan.
Dijelaskan Armed, dengan kuota kembali normal, maka setengah jemaah tunda yakni mereka yang telah melunasi biaya haji pada 2020 tapi belum bisa diberangkatkan, akan jadi prioritas tahun ini. Sisanya, diambil dari nomor porsi berikutnya.
Secara total, kuota haji Sumsel 7.035 orang. Rinciannya, kuota untuk JCH 6.988 orang dan 47 petugas haji. Sedangkan untuk jemaah dari provinsi Bangka Belitung (Babel) yang selama ini kuotanya sekitar 1.200 orang tidak lagi gabung dengan Sumsel. BACA JUGA :Kemenag OKI Perjuangkan Penambahan Kloter
“Mereka sudah embarkasi antara. Jadi nanti, hanya transit, lalu terbang ke Arab Saudi,” jelas Armed. Dengan begitu, ada kemungkinan untuk jemaah yang diberangkatkan dari embarkasi Palembang bertambah.
Di tingkat pusat, setelah ini akan dilakukan pembahasan soal ongkos haji antara Kemenag dan DPR RI. Berkaca dari 2022, biaya haji sudah tembus Rp98 juta per jemaah. Namun, untuk jemaah embarkasi Palembang hanya bayar Rp33,7 jutaan. Kemudian jemaah akan mendapatkan living cost 1.500 Riyal atau sekitar Rp6 jutaan. Artinya, biaya haji yang dikeluarkan sekitar Rp27 jutaan. Itu hanya sekitar 36 persen dari total biaya.
Sisanya, sekitar 64 persen disubsidi oleh pusat. Nah, Armed mengingatkan semua jemaah haji Sumsel untuk bersiap secara financial. Saat ini, biaya-biaya di Arab Saudi semua naik. Mulai dari akomodasi, pajak, juga harga avtur pesawat.
“Karena itu, siap-siap juga dana. Sebab ada kemungkinan untuk ongkos haji tahun ini bakal naik lagi. Jangan sampai jemaah nanti terkejut dan tidak siap,” tuturnya. Armed juga mengimbau para jemaah Sumsel untuk vaksinasi Covid. Khususnya yang belum vaksin sama sekali.
Terpisah, Kasi Haji dan Umrah Kemenag OKU, Drs H Abdul Muis juga sudah mendapatkan kabar baik itu. “Artinya, jemaah yang sempat tertunda berangkat tahun lalu bisa berangkat tahun ini,” bebernya.
Untuk kuota persis daerah dan biaya haji tahun ini, pihaknya mulai bersiap. Ustadz H Abu Soleh, pembimbing dari KBIH Karomah mengaku belum mendapatkan informasi kembali normalnya kuota jemaah haji Indonesia. "Kalau memang demikian, Alhamdulillah. Kami sangat senang dan mengapresiasi perjuangan pemerintah," tukasnya.
Diketahui, kembali normalnya kuota haji Indonesia diputuskan kemarin. Indonesia diwakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menandatangani kesepakatan penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah.
Ikut menyaksikan, Ketua Komisi VIII Ashabul Kahfi, Dirjen Penyenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, serta Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah. Hadir juga, Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali, Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo dan Ishfah Abidal Aziz, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
"Alhamdulillah, kuota haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000 jemaah," kata Menag dari Jeddah. Rinciannya, 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Untuk petugas, tahun ini dapat kuota 4.200 orang.
Kesepakatan lain, tentang pendaratan (landing) pesawat di Jeddah dan Madinah serta beberapa kebijakan terbaru terkait pelayanan ibadah haji. Disepakati pula, tidak adanya pembatasan usia untuk jemaah haji. Saat pandemic lalu, Arab Saudi menerapkan syarat usia jemaah haji 2022 di bawah 65 tahun.
"Tapi untuk tahun ini tidak dibatasi. Artinya, jemaah 65 tahun ke atas juga dapat berangkat haji," lanjutnya. Pertemuan itu juga dimanfaatkan Menag untuk melobi tambahan kuota haji bagi Indonesia.
Sebab, antrean jemaah haji Indonesia sangat panjang. "Semua tentu bergantung pada kebaikan hati Yang Mulia Raja Salman, Pangeran Muhammad Bin Salman, dan Bapak Menteri Haji," ujar dia.
Menteri Tawfiq mengaku sangat senang untuk bisa memberikan tambahan kuota jemaah haji Indonesia. Apalagi, Indonesia adalah negara penting bagi Saudi. Namun, saat ini negaranya tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan jemaah haji. " Namun saya katakan, Indonesia akan selalu mendapatkan prioritas dalam memperoleh kuota tambahan," tuturnya.
"Mungkin ada negara yang mengurangi jemaah hajinya sehingga kuota bisa diberikan ke Indonesia. Semua tentu sudah rindu berhaji (dalam kondisi normal)," tambahnya. Ada enam syarikah (perusahaan) yang ditunjuk dalam pelaksanaan layanan ibadah haji tahun ini. Setiap negara, termasuk Indonesia, dapat memilih syarikah dalam menyiapkan layanan.
Dengan begitu, ada kesempatan untuk mendapatkan harga terbaik. “Saya juga meminta agar perjanjian dibuat dengan detail, agar dapat memberikan layanan terbaik juga," jelas Tawfiq.
Jika detail, ini akan menjadi pegangan ketika syarikah melanggar. “Kalau mereka melanggar, kami bisa memberikan sanksi," katanya. (*/lid/bis/disway.id)