Momen Mensucikan Diri, Implementasi Ajaran Buddha

SUCIKAN DIRI: Perayaan Hari Tri Suci Waisak merupakan momen mensucikan diri sebagai implementasi ajaran Buddha di Vihara Samantha Bhadra.-foto: adi/sumeks-

Palembang, SUMATERAEKSPRES.ID - Perayaan Hari Trisuci Waisak 2024/2568 BE yang dilaksanakan Vihara Samantha Bhadra yang berada di Jl Letda A Rozak berlangsung meriah. Bahkan pada puncak perayaan yang digelar Sabtu (25/5) malam, dihadiri tokoh agama dan tokoh masyarakat Tionghoa juga ribuan umat yang berasal di berbagai wilayah di Kota Palembang dan sekitarnya. 

Wakil Ketua Harian Vihara Samantha Bhadra, Arjuna mengatakan,  pelaksanaan Waisak merupakan agenda rutin tahunan yang digelar oleh Vihara Samantha Bhadra untuk turut merayakan tiga hari besar atau suci terkait dengan amat Budha Gautama. " Untuk hari Waisak ini, kami awali dengan menggelar Yi Fo dan Dharmasanti Waisak," terang Arjuna didampingi Ketua Seksi Duka dan ritual, Eki ke awak media, Sabtu (25/5). 

Dikatakan Arjuna, Yi Fo atau memandikan Buddha rupang atau patung Buddha sendiri bermakna setiap umat  harus suci di dalam berucap, berpikir dan berbuat. Air yang digunakan untuk memandikan Buddha rupang tersebut hendaknya juga harus suci dan pertanda diri umat harus bersih dan jua suci lahir dan batin. Untuk itu, memandikan rupang ini menjadi refleksi diri bagi umat Buddha untuk selalu membersihkan diri secara lahir dan batin. Baik ucapan, pikiran dan perbuatan yang sekaligus juga sebagai implementasi dari ajaran sang Buddha. 

"Sebelum membersihkan diri, hendaknya di dalam diri juga harus suci lahir dan batin. Di samping itu, ini juga simbol kesucian diri dan juga implementasi ajaran Buddha yang menitikberatkan ajaran Dharma dan Budi pekerti tersebut. Dengan begitu, pada waktu melaksanakan Waisak, hati, pikiran dan juga tingkah laku kita sudah suci, sehingga pada saat merayakan Waisak, lebih khusyuk dan khidmat," terang Arjuna. 

BACA JUGA:Dharmasanti Waisak, Tampilkan Gelaran Seni

BACA JUGA:Libur Waisak, KAI Divre III Siapkan 11.934 Tiket Kereta

Setelah menggelar Yi Fo, dilanjutkan dharmasanti Waisak yang diikuti  ribuan umat. Dalam pelaksanaan kegiatan Dharmasanti tersebut, diisi dengan ritual pembacaan varita dan sutera sekaligus jua puja Bhakti. 

Adapun hari Trisuci Waisak ini merupakan momen Pangeran Sidharta Gautama saat itu dilahirkan. Selanjutnya di tanggal sama juga Pangeran Sidharta Gautama tersebut meraih pencerahan sempurna dan momen di saat sang Budha Gautama ini mencapai parinibbana. " Tiga momen ini terjadi pada tanggal yang sama. Oleh karena itu, maka momen tasi disebut Hari Trisuci Waisak," bebernya. 

Ketua Permabudhi Palembang, Sukartek ke koran ini menyambut baik dharmasanti di Vihara Samantha Bhadra. Di momen ini jua, dirinya berharap agar semua makhluk yang ada di dunia bisa hidup berbahagia serta selalu meningkatkan kesadaran sekaligus juga mengamalkan ajaran dari sang Buddha tersebut. 

" Semoga dengan pelaksanaan Waisak tadi, semua makhluk dan terutama umat Buddha bisa hidup berbahagia dan selalu amalkan ajaran sang Buddha di dalam kehidupannya sehari-hari. Yang paling penting, membawa perubahan pada setiap umat untuk meraih pencerahan," pungkasnya diamini Ketua Yayasan Balaputra Dewa, Alamsyah, Ketua Wanita Buddhis Indonesia (WBI) Sumsel Rusmiati Zen beserta pengurus dari Vihara Samantha Bhadra. (afi/lia)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan