3 Tahun Bertambah 1.000 Kasus DBD, Dinkes Terbitkan SE Antisipasi KLB

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Sumsel mengalami peningkatan signifikan. Tercatat periode Januari hingga 20 Mei 2024, angka sebaran kasus DBD telah mencapai 3.814 orang. Jumlah itu mengalami peningkatan cukup signifikan atau ada penambahan 1000 kasus dibandingkan 3 tahun terakhir. 

Pada tahun 2021, distribusi kasus di Sumsel hanya sebanyak 1.135 orang, 2022 naik 2.854 orang, dan 2023 ada 2.804 orang. “Iya saat ini kasus di DBD mengalami peningkatan yang sangat tinggi," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Sumsel, Ira Primadesa, kemarin (21/5).

Menurutnya, kenaikan kasus DBD tertinggi terjadi pada Januari yang mencapai 1.578 kasus, kemudian Februari 1.194 kasus, Maret 729 kasus, dan April 293 kasus. "Untuk Mei ini baru 20 kasus per 20 Mei, tapi masih di-update terus,” jelasnya. 

Jumlah kasus DBD terbanyak ada di Palembang mencapai 219 orang. Angka itu turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 908 kasus (2022) dan 727 kasus (2023). Terbanyak berikutnya di Kabupaten Muba dengan 192 kasus. Kemudian Banyuasin 163 kasus, OKU 146  kasus, Prabumulih 145 kasus, OI 139 kasus, OKI 119 kasus dan Muara enim 106 kasus. Sementara 9 daerah lainnya di bawah 100 kasus DBD. 

“Sepanjang Januari-20 Mei, angka kematian kasus DBD mencapai 34 orang. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2021-2023. Pada 2021 kasus kematian DBD di Sumsel hanya 3 orang. Kemudian 2022 naik menjadi 31 orang, dan 2023 turun menjadi 22 orang,” sebutnya. 

BACA JUGA:Kasus Kematian Penderita DBD Pecah Rekor, 4 Bulan Capai 28 Orang, Tertinggi 4 Tahun Terakhir

BACA JUGA:Terkena DBD saat Hamil Dapat Mempengaruhi Kesehatan Bayi hingga 3 tahun Pertama Kehidupannya

Kematian akibat DBD terbanyak terjadi di Kota Palembang 9 orang, Ogan Komering Ulu (OKU) 8 orang, Ogan Ilir (OI) 5 orang, Musi Banyuasin (Muba) 4 orang, Banyuasin 3 orang dan OKU Selatan 2 orang. Kemudian di Lahat, Pagaralam, dan OKU Timur masing-masing 1 orang. “Jadi total ada 34 orang meninggal akibat DBD di Sumsel tahun ini,” ujar Ira.

Meski Palembang menjadi wilayah terbanyak kasus kematian, jumlahnya menurun dari tahun sebelumnya. Pada 2022 lalu, angka kematiannya 15 orang dan tahun berikutnya 11 orang. Wilayah OKU, dari nol kasus 2022 dan 2023, tahun ini naik drastis menjadi 8 kasus kematian.

Untuk itu, sambung dia, pihaknya meminta agar masyarakat dan pihak terkait waspada terhadap DBD. Bahkan, Dinkes Sumsel pada Januari lalu telah mengantisipasi kian mewabahnya DBD dengan mengeluarkan surat edaran pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan Februari mengeluarkan SE antisipasi kejadian luar biasa (KLB).  

Upaya itu, kata dia, untuk membuat tren kasusnya menurun pada Maret hingga Mei ini. “Dinkes Sumsel juga telah mendistribusikan insektisida, larvasida dan RDT ke seluruh daerah di Sumsel sebagai upaya antisipasi. Pelaksanaan PSN dan pengendalian vektor juga telah dilakukan serentak di kabupaten/kota untuk mengantisipasi meluasnya DBD di Sumsel,” tukasnya. (yun/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan