Ekonomi Tumbuh tapi Pabrik Manufaktur di Indonesia Tutup, Jokowi Sebut Bisa Efisiensi atau Kalah Bersaing

Ilustrasi pabrik tutup-Foto: Freepik-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya terhadap isu penutupan beberapa pabrik manufaktur di dalam negeri.

Menurutnya, fluktuasi semacam ini adalah bagian dari dinamika pasar yang dipengaruhi oleh kompetisi, efisiensi, dan adaptasi terhadap barang-barang baru.

"Kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kompetisi, karena mungkin efisiensi, juga karena bersaing dengan barang-barang baru yang lebih inovatif," jelas Jokowi.

Meskipun menghadapi penutupan beberapa pabrik, Presiden menegaskan bahwa secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap sangat baik.

BACA JUGA:Astaga! Ada 4 Bank Bangkrut April ini, Ayo Segera Cek Rekening, Amankah Dana Simpanan Anda?

BACA JUGA:BURUAN DAFTAR! Loker PT KAI Wisata Bagi Lulusan SMA dan S1 Semua Jurusan, Hari Ini Terakhir, Sampai 23.59 WIB

Ini menunjukkan ketahanan ekonomi serta potensi pasar domestik yang kuat dan kepercayaan investor.

"Saya kira dua hal itu (konsumsi dan investasi) yang sangat baik," ucapnya.

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi menjadi indikasi bahwa Indonesia tetap menjadi ekonomi yang kuat meskipun dalam menghadapi tantangan global.

Hal ini juga terus menarik investasi yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

BACA JUGA:Tren Inflasi Sumsel Melandai, Ekspor Bulanan Tembus US$503,09 Juta

BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Stabilkan Harga Bahan Pokok

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 mencapai 5,11 persen secara tahunan (year-on-year). Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2015.

Jokowi menyampaikan optimisme terhadap kondisi ekonomi nasional yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,11 persen pada triwulan I tahun 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan