PTAR Bantu Haloman Mandiri, Wujudkan Cita-Cita Maesaroh
MENUNGGU OPERASI : Pasien operasi katarak gratis PT Agincourt Resources (PTAR) menunggu giliran operasi di RS Khusus Mata Mencirim 77 Medan.-Foto : DOK PTAR-
SUMATERAEKSPRES.ID – Selama 30 tahun lebih Haloman Simanjuntak (43) harus pasrah dengan kondisi matanya yang tak bisa melihat jelas. Tetapi mata kabur bukan akhir segalanya, Haloman menguatkan diri dan hidup mandiri. Ia tak mau berkeluh kesah atau menggantungkan diri dengan orang lain, ia tetap berusaha.
Penyandang tuna netra ini membuka warung kopi kecil-kecilan di lahan rumah kontrakan di Desa Aek Nadenggan, Sihuik Kuik, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut). Ia menghidupi seorang istri dan 3 orang anak. “Penglihatan saya kabur sejak SMP. Selama ini tidak berobat karena tidak punya biaya,” kata Haloman.
Sebagai alat bantu melihat, ia biasa menggunakan kacamata ketika melayani pelanggan di warung kopi. “Sehari-hari saya di warung saja, bikin kopi bisa. Naik kereta (sepeda motor) cuma jarak dekat, kalau jauh harus dituntun. Mau urusan apa-apa, membeli barang-barang rumah atau warung, dan lainnya ada anak dan istri,” lanjutnya.
Haloman sempat tak mau bermimpi bisa memandang lagi indahnya dunia, namun setelah mendengar informasi seorang teman, ia merasa punya harapan. “Kawan saya memberitahu ada operasi katarak gratis yang digelar PT Agincourt Resources (PTAR) sekitar tahun 2022. Waktu itu saya langsung mengajukan permohonan menjadi peserta,” terang Haloman.
Usai operasi, ia mengucap syukur dapat melihat kembali dan tak perlu memakai kacamata. “Sekarang penglihatan saya lebih jelas, sanggup kemana-mana, naik kereta sudah jauh. Bahkan saya menambah usaha yang semula hanya berdiam di warung kopi dengan penghasilan sedikit, kini jualan keliling barang barang pecah belah sekitar Angkola Selatan dari pagi sampai jam 7 malam,” tutur Haloman.
Pendapatannya pun bertambah, perekonomian keluarga meningkat. “Terima kasih PT Agincourt Resources. Saya berharap teman-teman saya yang tak dapat melihat atau menderita katarak juga dibantu. Ada 4 orang saya ajak ikut operasi gratis,” sebutnya. Haloman berpesan jangan takut kepada pasien, tak ada rasa sakit saat operasi karena ia merasakannya sendiri.
Sementara Bisman Harahap, seorang petani kecil di Kota Padang Sidempuan, Sumut menggantungkan nasib anaknya, Maesaroh (7) kepada PTAR agar sembuh dari penyakit katarak. Ketika anaknya mengikuti rangkaian operasi katarak gratis 2023 PTAR di RS Mata Mencirim 77 Medan, Senin (13/11/2023), Bisman bercerita ia rela menempuh perjalanan 10 jam ke Kota Medan demi kesembuhan mata Maesaroh.
Bisman mengaku anaknya punya cita-cita menjadi dokter mata, tapi sejak usia 2 tahun Maesaroh mengalami katarak pada mata kanan. Lantaran hanya petani yang tak punya banyak uang dan minimnya akses kesehatan, Bisman tak bisa mengantar anaknya menjalani penyembuhan di RS. Hingga suatu saat PTAR mewujudkan harapannya menyembuhkan Maesaroh melalui operasi katarak. Ia berdoa semoga anaknya itu dapat membaca, menulis, serta mengejar cita-cita.
Pahiyutan Harahap pun demikian, ia tak menyangka anaknya Mutiara menderita katarak di usianya yang masih bayi. Namun Pahiyutan mengaku tak mampu membiayai operasi mata anaknya. Biayanya terlalu mahal, lebih dari Rp10 juta satu mata, jadi harus mempersiapkan Rp20 juta untuk dua mata. Karena itu saat PTAR menjaring peserta operasi katarak gratis, ia langsung mengikutkan Mutiara. Impiannya supaya Mutiara seperti kawan-kawannya yang lain, dapat melihat dengan normal.
Baik Haloman, Maesaroh, dan Mutiara hanya contoh beberapa pasien yang mendapat manfaat kehadiran PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe di Tapsel. Sejak Program Operasi Katarak Gratis digulirkan tahun 2011, PTAR telah menyembuhkan lebih dari 10 ribu mata pada sekitar 9 ribu penderita mata katarak.
Khusus di tahun 2023, PTAR memulihkan penglihatan 1.310 mata katarak dari 1.235 penderita melalui serangkaian operasi di RS yang bekerja sama, yaitu RS Mata Mencirim 77 Medan, RS Bhayangkara Batang Toru, RSUD Sipirok, dan RS Mata Siantar. Sekitar 66 persen merupakan masyarakat Tapsel, wilayah seputar operasional Tambang Emas Martabe.
Sukseskan Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan 2017-2030
Katarak merupakan penyakit mata degeneratif yang lumrahnya terjadi pada lansia. Semakin bertambah usia, lensa mata menjadi keruh dan buram. Kendati begitu, penyakit ini juga dapat menyerang anak-anak (katarak kongenital) lantaran beberapa sebab, misalnya ibu hamil terkena infeksi seperti cacar air, rubella, toksoplasma, bayi lahir prematur, genetik, atau cedera. Katarak yang tidak tertangani lewat operasi dapat menyebabkan kebutaan mata penderita.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), berdasarkan hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) 2014-2016 di 15 provinsi di Indonesia, prevelensi kebutaan di Indonesia yang terjadi pada penduduk usia 50 tahun ke atas sebesar 3,0 persen. Jika dihitung dari populasi penduduk Tanah Air 276 juta jiwa, artinya sekitar 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan.