Harga ICP Bisa Meroket US$ 100/Barel, Imbas Serangan Iran ke Israel

--

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) diprediksi bakal meroket setelah Iran meluncurkan drone dan rudal peledak ke Israel sebagai balasan atas serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah, pada Sabtu (14/4) malam.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji memprediksi kenaikan ICP akan tembus mencapai US$ 100 per barel. Terlebih, menurutnya ICP memang sudah terpantau naik sejak terjadinya dinamika geopolitik di Timur Tengah.

“Jadi ini yang kita amati bahwa dari tahun 2024 saja pada bulan Februari, kenaikannya sudah terlihat menanjak terus. Kurang lebih itu US$ 5 per bulan, sebelum kejadian saat ini,” kata Tutuka dalam Webinar Dampak Konflik Iran - Israel ke Ekonomi RI di Jakarta, Senin (15/4).

BACA JUGA:ICP Februari Naik ke US$ 80,09/Barel, Imbas Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah

BACA JUGA:Harga Minyak Mentah Meroket

“Dengan adanya konflik baru Iran menyerang Israel, ini sebetulnya tidak akan jauh dari angka 100, saya tadi menyatakan sependapat kemungkinan besar angka ICP akan naik US$ 100 per barel,” imbuhnya.

Meski begitu, Tutuka belum bisa memastikan apakah kenaikan harga tersebut akan berlang-sung secara berkelanjutan. Pasalnya, hingga kini pemerintah masih terus akan memantau lanjutan dari serangan tersebut.

Menurut Tutuka, dalam hal ini penting bagi Indonesia untuk melihat bagaimana respons Israel usai serangan dari Iran. Selain itu, respons Amerika Serikat (AS) pun akan menjadi pengawasan pemerintah Indonesia terkait kenaikan harga energi ini.

BACA JUGA:Produksi Minyak Global Melimpah, ICP November Turun Jadi US$ 79,63 per Barel

BACA JUGA:Tumpahan Minyak Mentah di Daerah Ini Cemari Lingkungan Warga

“Tetapi apakah itu akan berkelanjutan atau spike (red-melonjak), saya lebih cenderung menunggu dulu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut,” jelas Tutuka. “Jadi masih berdiskusi dan kemungkinan bisa cenderung spike untuk waktu yang tidak lama,” tandasnya.

Sementara mengutip Reuters, harga minyak turun pada hari Senin (15/4) karena pelaku pasar mengurangi premi risiko menyusul serangan Iran pada akhir pekan terhadap Israel yang menurut pemerintah Israel hanya menyebabkan kerusakan terbatas.

Brent berjangka untuk pengiriman Juni turun 50 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 89,95 per barel pada pukul 06.30 GMT, sementara West Texas Intermediate (WTI) berjangka untuk pengiriman Mei turun 52 sen, atau 0,6 persen menjadi US$ 85,14 per barel. (jp/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan