Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Kaum Mustadh’afiin (Fakir Miskin)
Dr H Syarief Husein SAg MSi-foto ist -
Mendengar pengakuan sang tamu, Rasulullah pun bertanya: Apakah kamu mampu memerdekakan seorang budak? Tamu tersebut menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah melanjutkan pertanyaannya: Apakah engkau mampu memberi makan enam puluh orang miskin? Si tamu menjawab pula: Tidak, wahai rasulullah. Lalu Rasulullah memerintahkan si tamu tersebut untuk duduk dan beliau pun duduk untuk menenangkan suasana.
Tidak berselang waktu lama, datanglah seorang sahabat mengirim satu bungkus berisi korma kepada Nabi. Rasulullah kemudian memberikan satu bungkus korma tersebut kepada tamu yang sedang duduk seraya bersabda: Bersedekahlah dengan kurma ini, Si tamu tadi bertanya lagi kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, tidak ada di antara dua kampung tempat tinggal kami, keluarga yang lebih miskin dari kami. Jadi kepada siapa saya menyedekahkan kurma ini.
Mendengar pengakuan si tamu tersebut Rasulullah pun tersenyum begitu indah penuh kesahajaan hingga terlihat gigi seri beliau, lalu diteruskan dengan sapaan: Ambillah kurma ini, makanlah dan berilah makan keluargamu. Subhanallah, betapa besarnya perhatian dan kasih sayang beliau kepada fakir miskin. Dan dari kisah ini layak kita jadikan sebagai anutan bagi kita dalam menata kehidupan bermasyarakat.
Terlebih lagi saat ini kita sedang berada pada masa-masa sulit. Mata pencaharian sulit di dapat, bahkan yang sedang mempunyai pekerjaan pun banyak di PHK, krisis ekonomi sangat terasa akhir-akhir ini, harga BBM meroket yang mengakibatkan harga-harga semabako pun naik meonjak tak terelakkan.
Sayangi dan kasihi mereka kaum mustadh’afiin, tentu kalian akan dikasihi oleh Dzat Yang Maha Pengasih; Para penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang (Allah). Sayangilah yang ada di bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh yang ada di langit. (HR. Imam Tirmidzi)
Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada kemakmuran yang lestari, maka bersabarlah dikala kita sedang susah dan bersyukurlah dikala sedang gembira. Semoga Allah menerima amal ibadah Ramadhan yang telah kita laksanakan dan memberikan kesehatan dan kesempatan umur panjang dan berkah, jumpa lagi pada Ramadhan yang akan datang. (*)