Inilah Kisah Katak dan Permata

--

SUMATERAEKSPRES.ID - Di suatu masa, hiduplah seorang wanita yang menjanda dan dua putrinya. Putri tertua memiliki wajah dan perangai yang sangat mirip dengan ibunya. Mereka berdua mempunyai sifat jelek, sangat sombong dan tak pernah menghargai orang lain.
    
Sebaliknya, putri termuda, gambaran dari ayahnya yang telah meninggal. Memiliki sifat baik hati, senang membantu orang dan sangat sopan. Banyak yang menganggap putri termuda adalah wanita yang tercantik.

Ibunya sangat sayang pada putri  tertua, sedangkan putri termuda diperlakukan dengan buruk. Putri termuda disuruh bekerja tanpa henti dan tidak boleh bersama mereka makan di meja makan. Dia hanya diperbolehkan makan di ruang dapur.

BACA JUGA:10 Manfaat Membacakan Cerita Dongeng Kepada Anak, Ceritain Yuk!

BACA JUGA:Dul Kancil: Kolaborasi Teater Bangsawan dan Modern Menyelaraskan Dongeng
    
Putri termuda juga sering dipaksa dua kali sehari mengambil air  dari sumur yang letaknya sangat jauh. Suatu hari ketika saat  berada di mata air ini, datanglah wanita tua yang sangat miskin, memintanya mengambilkan air minum. ‘’Oh ya, dengan senang hati," kata gadis cantik ini.

Lalu air dalam kendi ini diberikan pada wanita itu, sambil membantu memegang kendinya agar wanita tua itu dapat minum dengan mudah. "Kamu sangat cantik, sangat baik budi dan sangat sopan, saya akan memberikan kamu hadiah."

Ternyata wanita tua tersebut seorang peri yang menyamar menjadi wanita tua miskin untuk melihat seberapa jauh kebaikan hati dan kesopanan putri termuda. "Saya akan memberikan kamu hadiah. Mulai saat ini, dari setiap kata yang kamu ucapkan, dari mulutmu akan keluar sebuah bunga atau sebuah batu berharga."
    
Ketika putri termuda yang cantik ini pulang kerumah, ibunya memarahinya karena menganggap putri termuda tersebut terlalu lama. "Saya minta maaf, mama, karena saya terlambat pulang." Saat mengucapkan kata itu, dari mulutnya keluarlah dua buah bunga, dua buah mutiara dan dua buah permata.
    
"Apa yang saya lihat itu?" kata ibunya dengan sangat terkejut, "Saya melihat mutiara dan permata keluar dari mulutmu! Bagaimana hal ini bisa terjadi, anakku?" Untuk pertama kalinya ibunya memanggilnya dengan sebutan 'anakku'.

BACA JUGA:Dongeng Tak Hanya Mengedukasi, Tapi Bisa Menjadi Literasi

BACA JUGA:Tunggu Berbuka, Ajak Anak Mendongeng
    
Lalu, diceritakan kejadian yang dialaminya, dan dari mulutnya juga berturut-turut keluarlah permata yang tidak terhitung jumlahnya. "Sungguh mengagumkan. Saya harus mengirim anakku yang satu lagi kesana,’’.

Dia lalu memanggil putri tertua. "Lihat apa yang keluar dari mulut adikmu ketika dia berbicara. Apakah kamu tidak ingin memiliki hal seperti adikmu? Kamu harus segera berangkat ke mata air tersebut dan apabila kamu menemui wanita tua yang meminta kamu mengambilkan air minum, ambilkan dengan cara yang sangat sopan."
    
Akhirnya putri tertua berangkat sambil mengomel di perjalanan. Lalu, dia tiba di mata air tersebut, kemudian dia melihat seorang wanita yang berpakaian sangat mewah keluar dari dalam hutan, mendekatinya, dan memintanya mengambilkan air minum.  ‘’Apakah saya datang kesini hanya untuk memberikan kamu air?  Kamu pikir saya membawa kendi perak ini untuk kamu? Kalau kamu memang mau minum, kamu boleh meminumnya jika kamu merasa pantas."

"Kamu keterlaluan dan berlaku tidak sopan," jawab sang Peri yang menyamar menjadi wanita kaya.  "Baiklah, mulai sekarang, karena kamu sangat tidak sopan dan sombong, saya akan memberi kamu hadiah, dari setiap kata yang kamu ucapkan, dari mulutmu akan keluar seekor ular atau seekor katak."

Saat dia pulang, ibunya yang melihat kedatangannya dengan gembira menyambutnya dan bertanya, "Bagaimana, anakku?"
"Bagaimana apanya, ma?" putri tertua menjawab dengan  cara yang tidak sopan, dan dari mulutnya keluarlah dua ekor ular berbisa dan dua ekor katak.
    
 "Apa yang saya lihat ini? Pastilah adikmu yang sengaja telah merencanakan kejadian ini,   dia akan mendapatkan hukumannya.’’ Lalu, ibunya segera mendekati putri termudanya dan memukulnya. Putri termuda kemudian lari menjauh darinya dan bersembunyi dalam hutan.

BACA JUGA:Hibur Anak Panti Asuhan dengan Dongeng

BACA JUGA:Dongeng Sang Bangau dan Sang Kera

Seorang anak Raja, yang baru kembali dari berburu bertemu dengan putri termuda yang sedang menangis. Anak Raja tersebut kagum akan kecantikan putri termuda dan bertanya mengapa putri tersebut sendirian di dalam hutan dan menangis terisak-isak. ‘’Tuanku, ibu saya telah mengusir saya dari rumah."

Saat itu, anak Raja melihat lima atau enam mutiara dan permata keluar dari mulut putri termuda. Dia penasaran dan meminta putri termuda menceritakan mengapa dari mulutnya keluar permata saat berkata sesuatu. Putri termuda kemudian menceritakan semua kisahnya, dan anak Raja tersebut bertambah kagum akan kebaikan hati dan kesopanan tutur kata putri termuda.

Anak Raja menjadi jatuh hati dan beranggapan putri termuda sangat pantas menjadi istrinya. Anak Raja akhirnya mengajukan lamaran dan menikahi putri termuda.
    
Sedangkan putri tertua, membuat dirinya sendiri begitu dibenci ibunya sendiri karena kelakuannya yang sangat buruk dan di usir keluar dari rumah. Putri tertua akhirnya terlantar karena tidak memiliki rumah lagi. Dia lalu masuk ke dalam hutan dan sejak saat itu,  orang tidak pernah mendengar kabarnya lagi. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan