Kisah Sukses Elysa Thamrin Jalankan Usaha, Pernah jadi Sales dan Tak Dapat Bonus

PALEMBANG - Jejaring bisnis Thamrin Group sudah berdiri  lebih dari 50 tahun dan sejak 2000, Elysa Dian Thamrin bergabung dan dipercaya untuk mengembangkan usaha tersebut. Di bawah komandonya, perusahaan keluarga itu berkembang pesat. Tidak hanya otomotif, namun menggurita ke berbagai bidang. Elysa yang kini menjabat direktur Thamrin Group bercerita, dirinya tidak langsung duduk di posisi saat ini. Melainkan merintis dari awal dengan bekerja menjadi sales counter,marketing, finance dan beberapa posisi lainnya. “Jadi sejak SMA saya sudah bekerja sambal belajar. Jadi semua ada proses dan tidak langsung,” katanya kepada Sumatera Ekspres. Diakui wanita yang akrabdisapa Lysa itu, orangtuanya pun tidak memanjakan dia dengan berbagai fasilitas. Melainkan mendidiknya dengan cara yang penuh disiplin dan tanggung jawab. Bahkan, ayah dan ibunya tidak segan mengambil alih kebijakan dan keputusan jika dirasa salah. Baca juga : Inovasi dan Jangan Salahkan Pasar Namun dari sana, dia terus belajar dan memperbaiki diri. “Mereka tidak langsung lepas saja. Kadang saya juga sering salah. Mereka mengajarkan tidak boleh menyerah. Kalau salah, coba lagi sampai berhasil,” imbuhnya. Sebelum dipercaya menjalankan perusahaan dan dilepas, orangtuanya terus mengajarkan, mengawal serta mementori. Beruntung, dari kecil Lisa sudah diperkenalkan dengan dunia usaha. “Kami tinggal di Yamaha Center, di atas rumah dan di bawah jadi tempat usaha. Orang tua juga mengajarkan agar tidak neko-neko dan sederhana,” bebernya. Salah satu wujud kalua orangtua tidak memanjakannya, Lysa mengaku kalau dia menjalankan usaha keluarga ini menggunakan sistem gaji. Gaji awalnya Rp3 juta dan sistem itu berlaku sampai sekarang. Tidak ada deviden dan bonus bagi dirinya. Kalau pun dapat deviden akan dimasukkan lagi ke perusahaan untuk pengembangan usaha. Baca juga : Hipmi Turut Majukan Palembang “Jadi mau tidak mau kerja. Kalau tidak mau, ya tidak digaji,” ucap dia. Lysa berupaya terus berikan contoh yang baik kepada karyawan agar berkontribusi bagi perusahaan. Bagi yang tidak bisa mengemban amanah perusahaan, maka siap- siap digantikan posisinya dengan karyawan lain yang lebih berkompeten. “Fokus kita bekerja, apalagi ini perusahaan keluarga. Harus bekerja secara profesional meski itu harus diakui tidak gampang,” ungkapnya. Dalam menjalankan usaha keluarga, yang paling penting adalah komunikasi dan kepercayaan serta akuntabel. Artinya, setiap keputusan dan kebijakan yang diambil itu harus dikomunikasikan dan percaya itu berhasil.Ditegaskan Elysa, tidak mungkin suatu keputusan dijalankan sendiri. Untuk itu, dirinya dan tim harus satu visi dan misi serta satu paham. “Putusan yang diambil pun harus sudah ada perencanaan, termasuk risiko dan keuntungan yang didapat yang harus dipikirkan juga,” tuturnya. Baca juga :  Datangkan Investasi, Bangun Kadin Tower Selama 20 tahun dirinya bergabung, salah satu fokus kerja yakni membangun sistem, HRD diperbaiki, dan membuat training center. “Kilas balik selama menjalankan usaha, banyak sekali kesalahan yang saya lakukan dan saya terus belajar dari kesalahan itu. Kemudian mengembangkan ilmu baru dengan rutin ikut pelatihan dan kursus,” jelas Lysa. Saat ini, jejaring usaha yang dimiliki mulai dari otomotif baik Yamaha, Suzuki, Mercedez Benz, dan Hino. Kemudian, hotel, mal, restoran, playground, perumahan, perbankan dan usaha lainnya. “Saya tidak mau menjalankan bisnis yang tidak saya kuasai,” tegasnya. Di luar bisnis Thamrin Group, dia punya usaha pribadi yang ia juga jalankan. (yun/ce1)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan