Daerah Mengeluh Kurang Dokter, Menumpuk di Kota Besar

--

Kadinkes OKU, Dedi Wijaya menyampaikan faskes puskesmas seluruhnya sudah terpenuhi dokter umum. “Perekrutan PPPK sebelumnya memenuhi formasi dokter pada 18 puskesmas. Namun untuk dokter spesialis ini sering tak ada pelamar, tapi tetap terus kita usulkan pada formasi penerimaan CPNS-PPPK,” jelasnya. 

Sebelumnya yang kosong pelamar PPPK kesehatan di RSUD dr Ibnu Sutowo Baturaja yakni 6 formasi kebutuhan dokter spesialis (formasi umum). Direktur RSUD dr Ibnu Sutowo Baturaja, dr Rynna Dyana menyampaikan masalah tunjangan bagi dokter spesialis tertentu cukup besar. Kalau TPP semua antara Rp10-15 juta/bulan. Belum termasuk gaji dan jasa medis. 

Jika tidak dianggarkan Pemkab OKU, maka dibayar insentif dari RSUD yang besarnya maksimal Rp15 juta. Namun ini tergantung juga dengan jumlah dokter dan beban kerjanya. Tidak bisa diberikan merata. Ketua IDI OKU dr Miliyandra SPOG berharap dokter spesialis banyak bergabung ke Kabupaten OKU sehingga pelayanan kesehatan semakin baik. 

“Mengenai kenapa belum ada pelamar dokter spesialis tertentu, kemungkinan karena ada keinginan masing-masing rekan dokter. Alasan detail yang kita belum tahu," ujarnya.

BACA JUGA:Menhan Prabowo Bangga Unhan RI Cetak Sejarah Luluskan 75 Sarjana Kedokteran Militer

BACA JUGA:Karang Gigi Bikin Nggak PD? Jangan Khawatir, Ini 8 Cara Alami Menghilangkan Karang Gigi, Tanpa Perlu ke Dokter

Ketua IDI Wilayah Sumsel, Dr Abla Ghanie, SPTHT-KL (K)  FICS mengatakan total dokter di Sumsel sebanyak 4.564 orang. "Jumlah itu tidak kurang, hanya distribusi tidak merata," ujarnya. Ia mengatakan, yang mengatur penetapan dokter bukan IDI. "Terkait dokter yang sekolah biaya sendiri, tentu berhak menentukan di mana bertugas. Kecuali dibiayai daerah atau kiriman daerah akan kembali ke daerah sesuai kebutuhannya," jelasnya. 

Ia mengatakan, daerah yang membutuhkan dokter juga harus menyiapkan sarana prasarana sesuai profesinya. "Kalau di Sumsel sudah lumayan baik untuk fasilitas yang ada," jelasnya. Hampir semua daerah sudah punya tenaga kesehatan, dari umum sampai bedah, spesialis penyakit dalam anak, obgin, dan lainnya.  

Diketahui, untuk kondisi ketenagaan rumah sakit di Sumsel, terdapat RSUD lengkap 4, pelayanan dasar 3, pelayanan penunjang di Provinsi Sumsel sebanyak 14 RSUD (47 persen), sedangkan RSUD yang belum lengkap sebayak 16 RSUD (53 persen). "Total ada 30 RSUD," ujarnya. 

Sementara kondisi ketenagaan di puskesmas, terdapat lengkap 9 jenis nakes puskesmas di Provinsi Sumsel. Sebanyak 4 puskesmas (1,15  persen) yang terdiri dari 1 kabupaten OKI (PKM Bumi Arjo dan PKM Kerta). Dua Kabupaten Muara Enim (PKM Belida Darat), Tiga Kota Pagaralam (PKM Pengandonan). "Sedangkan puskesmas yang sudah memiliki tenaga dokter sebanyak 344 puskesmas (98,85 persen)," tandasnya.

Ketua Umum Pengurus Besar IDI (PB IDI), dr Adib Khumaidi SpOT menjelaskan jika menggunakan rasio 1,12 per 1.000 penduduk maka Indonesia membutuhkan 250 ribu dokter umum.  Kondisi  saat ini, ada kekurangan 96.143 dokter umum.

BACA JUGA:Panduan Penanganan Penyakit Umum dan Pemberian Obat Pada Iguana: Ingat, Tetap Konsultasi ke Dokter Hewan Ya!

BACA JUGA:Kapan Sebaiknya Membawa Anak ke Dokter Gigi untuk Pertama Kalinya? Simak Yuk Jawabannya

Adib menilai keberadaan dokter umum di Indonesia tidak merata. Di provinsi besar, jumlah dokternya lebih banyak. Ini dibandingkan dengan provinsi-provinsi kecil (lihat grafis, Red). “Tapi kita tidak bisa menghitung dari sisi proporsi. Harus menghitung berdasarkan rasio jumlah penduduk di setiap wilayah,” ungkapnya. 

Adib menegaskan jika melihat rasio jumlah penduduk dan jumlah dokter, Jawa Barat dan Jawa Timur masih kekurangan dokter. Jumlah penduduk di Jawa Barat 49,94 juta jiwa dan Jawa Timur 39,74 juta jiwa. Sementara dokter di Jawa Barat jumlahnya 22.443 orang dan Jawa Timur 16.348 dokter. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan