Nek Zunibah, biasa dia disapa, menceritakan kisahnya nyantri di rumah tahfizh itu. Di usianya yang ke-76 tahun, ia memberanikan diri untuk belajar mengaji dari awal.

Kegigihan dan semangatnya patut diacungi jempol. Kini, Nenek Zuniba mampu membaca Al-Qur'an dengan lancar dan bahkan telah menghafal beberapa surat.

BACA JUGA:Program Rumah Tahfiz Tumbuhkan Generasi Cerdas di Sumsel

BACA JUGA:Mahar Nikah Jadi Pondok Tahfiz 

Kisah inspiratif lainnya datang dari Nek Maladeri. Di usianya yang ke-60 tahun, ia tak henti-hentinya mencari ilmu. Ia mengikuti program Lansia Mengaji dengan tujuan untuk menambah hafalan Alquran.

Ketekunannya berbuah manis, saat ini ia mulai menghafal juz 30 dengan penuh semangat dan ketekunannya. Capaian ini membuatnya makin semangat untuk menghafal.

Program Lansia Mengaji tak hanya memberikan manfaat spiritual bagi para lansia, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik mereka.

Selain itu, Program Lansia Mengaji ini membantu para lansia untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka. Juga memperkuat hafalan Alquran, mencegah pikun dan alzheimer.

BACA JUGA:Volunteer PLN Bantu Rumah Tahfidz Yatim- Dhuafa Lewat PLN Peduli

BACA JUGA:Cetak Tahfidz Warga Binaan

Manfaat lainnya, meningkatkan rasa percaya diri, menjalin silaturahmi dan persahabatan, serta merasakan ketenangan dan kebahagiaan.

Dengan kata lain, Program Lansia Mengaji merupakan bukti nyata bahwa belajar tak mengenal usia. Semangat para lansia dalam mencari ilmu menjadi inspirasi bagi semua.

Program ini patut diapresiasi dan dicontoh oleh berbagai pihak agar semakin banyak lansia yang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka di usia senja.

Pesan inspiratifnya, usia bukanlah halangan untuk belajar. Semangat para lansia dalam program Lansia Mengaji menjadi bukti bahwa belajar tak mengenal batas waktu. Mari dukung program ini agar semakin banyak lansia yang mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka di usia senja.