DBD Meningkat, Satu Meninggal

Kasus DBD ini meningkat dari bulan Desember FOTO: GITE/SUMEKSr 2023 sampai Maret 2024, karena peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan,” dr Eni Zatila MkM Kadinkes Muara Enim--

MUARA ENIM, SUMATERAEKSPRES.ID - Memasuki musim penghujan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Muara Enim meningkat, Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim  meminta masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan dan membersihkan lingkungan.

Berdasarkan data selama 2024 tercatat ada 96 kasus DBD di Kabupaten Muara Enim dengan satu orang meninggal dunia karena terkena DBD.

BACA JUGA:Satu Korban DBD Meninggal Dunia, Warga Desa Sungai Air Pidara

BACA JUGA:Awas, Ini Bahayanya Jika Terjangkit DBD Berulang

"Kasus DBD ini meningkat dari bulan Desember 2023 sampai Maret 2024, karena peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan," ujar Kadinkes Muara Enim dr Eni Zatila MkM, kamis (22/2). 

Eni mengatakan dengan adanya peningkatan kasus DBD di Kabupaten Muara Enim, selama musim penghujan ini ada 96 kasus DBD dan satu pasien meninggal dunia.

Dari peningkatan tersebut, hal yang terpenting dilakukan, kata dia,  adalah pencegahan, seperti halnya pembasmian sarang nyamuk, artinya dalam pencegahan ini masyarakat digerakkan untuk membersihkan lingkungannya jangan sampai ada tempat nyamuk bersarang.

"Nyamuk biasa bersarang di ban-ban dan kaleng-kaleng bekas yang digenangi air juga ember-ember penampungan air yang dibiarkan," terangnya.

Desember lalu, sudah ada edaran Bupati untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD, keseluruh Camat dan OPD untuk disampaikan ke masyarakat

Menurutnya, jika hanya mengandalkan fooging, hal ini dinilai kutang efektif karena fooging ini digunakan hanya untuk wilayah yang ada temuan kasus, karena di wilayah tersebut sudah ada nyamuk dengan virus dangue, pemberian fooging juga hanya diameter 100 rumah, hitungannya jarak terbang nyamuk.

Dirinya sudah mengimbau Puskesmas untuk meningkatkan pemahaman terkait hal ini, dari 96 kasus temuan yang terpapar DBD paling tinggi di wilayah Muara Enim dan Tanjung Enim.

Dari 96 kasus yang ada, ada yang meninggal dimana itu dikarenakan terlambat mendeteksi, jadi pihaknya sudah melakukan penyuluhan terhadap masyarakat.

"Apabila ada warga yang mengalami demam tinggi dan panasnya tidak turun, di hari ketiga masyarakat kerap lengah saat panas sang anak turun, trombosit juga ikut mengalami penurunan, inilah yang berbahaya memanifestasi pendarahan," ungkapnya. 

Misalnya, pendarahan bisa dari hidung dan muncul ruam merah, kemudian lemas dan lesu, ini harus segera dibawa ke rumah sakit karena kalau terlambat mendeteksi bisa fatal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan