Tari Pagar Pengantin Cikal Bakal Gending Sriwijaya
MASIH LESTARi: Tari Pagar Pengantin dikenal dengan Tari Panguton merupakan tarian yang ditampilkan aat menyambut Presiden Soekarno di Bumi Bende Seguguk. FOTO: NISA/SUMEKS--
KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tari pagar pengantin merupakan tari tradisional warisan tak benda dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Tarian ini dikenal dengan Tari Panguton merupakan tarian yang ditampilkan saat menyambut Presiden Soekarno di Bumi Bende Seguguk.
BACA JUGA:Ayo Lestarikan Kesenian Dan Budaya Daerah Kita. Berikut 10 Tarian Tradisional Sumatera Selatan
BACA JUGA:Hadir di Pontianak, Prabowo Disambut Meriah Tarian Baras Banyu dan Disematkan Topi Adat Dayak
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas mengatakan, dari tarian ini pula yang melahirkan cikal bakal "Tarian Gending Sriwijaya.’’
Hingga kini alat-alatnya pun masih eksis dan digunakan untuk acara kenegaraan. ‘’Alhamdulillah kalau Tari Pagar Pengantin masih terus ditampilkan,"terangnya kemarin.
Ditambahkannya, tari ini diciptakan pada tahun 1889. Saat itu ditampilkan dengan iringan tabuhan instrumen benda alam seperti tempurung kelapa,dan kentongan kayu (kelubkup). Lalu, di 1920 an menjadi tarian sekapur sirih Kayuagung oleh keluarga Pangeran Bakri.
Tarian ini digunakan sebagai penyambutan Gubernur Jendral Belanda. Tarian ini dilakukan oleh sembilan orang gadis cantik yang dipilih dari sembilan marga di Kayuagung.
BACA JUGA:Sering Lihat Tari Pagar Pengantin? Simak Yuk Apa Maknanya, Bikin Merinding Gais!
Diiringi musik perkusi seperti Gamelan, Gong dan Gendang yang sebagian instrumen peninggalan kerajaan Majapahit.
Iringan music tersebut disebut hayak atau bergerak melawan arus. Tarian ini sering sekali ditampilkan saat ada acara kenegaraan dan acara pernikahan di OKI semua kagum melihat para penari yang menari diiringi musik dan memakai pakaian adat.(uni)