Kurang Surat Suara hingga Lewati Banjir
LEWATI BANJIR: Petugas angkut logistik melewati daerah banjir di Muratara, kemarin pagi, sebelum pencoblosan.-foto : zulkarnain/sumeks-
"Semoga semua berjalan dengan lancar dan baik-baik saja. Dan kelalaian yang terjadi menjadi bahan evaluasi ke depannya untuk KPU Kota Prabumulih," lanjutnya.
Pj Wali Kota Prabumulih, H Elman, mengatakan usai mencoblos di TPS dekat rumahnya, langsung melakukan monitoring dan keliling TPS bersama Forkopimda Prabumulih.
Ke TPS 06 Kelurahan Pasar 1, TPS Kelurahan Sukaraja, TPS 06 Desa Karangan, TPS 06 Kelurahan Patih Galung, dan TPS 09 Kelurahan Cambai.
Secara umum, dia mengklaim kondisi kondusif, aman dan lancar. Namun diakuinya, ada beberapa TPS yang kekurangan surat suara. Informasi yang diterimanya, seperti terjadi di wilayah Kecamatan Rambang Kapak Tengah, dan Wonosari Prabumulih Barat.
Begitupun 2 TPS di Kecamatan Prabumulih Utara. "Kami langsung koordinasi dengan ketua KPU untuk ditindaklanjuti dan sudah ada solusinya," klaim Elman.
Sementara Ketua KPU Kota Prabumulih, Marta Dinata, tidak memberikan komentar dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.
Begitupun saat koran ini mendatangi Kantor KPU Kota Prabumulih di Jl Ahmad Yani, Kelurahan Prabujaya, Prabumulih Timur. "Semua komisioner sedang ke lapangan untuk melakukan monitoring. Sudah dibagi beberapa tim," tukas salah seorang sekuriti di sana.
Di Kabupaten Muba, permasalahan terjadi di RSUD Sekayu. KPU Muba tidak menyiapkan TPS khusus, seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Akibatnya ratusan orang kehilangan hak pilihnya. Mulai dari pasien dan keluarganya, hinga petugas RSUD Sekayu itu sendiri.
Dirut RSUD Sekayu dr Sharlie Esa Kenedy MARS, menjelaskan pihaknya sudah bersurat ke KPU Muba pada 1 Februari 2024. Mengajukan permohonan penempatan TPS dan petugas KPPS di rumah sakit. "Tapi dapat balasan gak bisa," tukasnya.
Selanjutnya berkoordinasi kembali, agar bisa pindah memilih. "Katanya bisa lewat email, jadi didata petugas kami satu-satu melalui google drive. Ternyata setelah H-1, baru dapat pemberitahuan gak bisa juga," sesalnya.
Akibatnya, petugas RSUD Sekayu terutama yang domisili luar kota Sekayu apalagi luar Muba, terpaksa kehilangan hak pilihnya. "Untuk dokter ada 6, untuk pegawai ada 7 di luar kecamatan Sekayu atau luar Muba, yang belum biso nyoblos," bebernya.
Sementara total 142 pasien yang sudah berhak memilih, hanya sedikit yang bisa mencoblos. Itu bagi yang domisilinya sekitar Sekayu. Petugas KPPS asal pasien itu didampingi Panwas serta saksi, mendatangi langsung kamar pasien untuknya bisa mencoblos.
“Cuma A3 pasien tadi yang nyoblos, 139 yang tidak bisa mencoblos. Itu belum termasuk keluarga dari pasien (yang menjaga pasien, red)," ucapnya.
Ungkapan kekecewaan juga datang dari dr Taufik Firdaus SpOG, salah satu dokter spesialis kandungan yang bertugas di RSUD Sekayu. "Gimana gak kecewa mas, kita gak ada niatan golput jadi terpaksa golput ini," ucapnya,
Setelah 15 tahun bertugas di Muba, baru pemilu kali ini dirinya tidak bisa memilih, "Biasanya kami nyoblos di TPS di rumah sakit, ini gak ada," cetus Taufik. Dia sudah berupaya mengurus perpindahan tempat memilih via email, tapi begitu H-1 dijelaskan tidak bisa oleh pihak KPU.