Tokoh Underrated untuk Memimpin Lubuklinggau, Siapa?
--
Oleh Benny Arnas
Direktur Benny Institute, Penulis 31 Buku
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagaimana awam, saya juga mengalami kemuakan yang sama dengan “serangan” foto para caleg yang bertebaran di mana-mana beberapa waktu terakhir ini.
Tak jarang, saya tersenyum atau tertawa tanpa suara membaca slogan mereka. Berbuat untuk Daerah, Berkarya dari Hati, Mengabdi untuk Negeri, atau bagi para petahana, Lanjutkan Perjuangan, Lanjutkan Pengabdian, Terus Berkarya, Mengabdi tanpa Henti, dan lain sebagainya benar-benar menjadi polusi tekstual--dan tentu saja visual!
Untuk beberapa tokoh yang saya kenal dan terakui karya dan kinerjanya, kemuakan itu menjelma jadi doa.
Tapi, kepada mereka dengan latar belakang keberkaryaan yang omong kosong, besar karena bisnis yang justru menghancurkan generasi muda, atau bahkan para petahana yang tak pernah terdengar kiprahnya, saya sungguh memaki bolong besar demokrasi ini.
Tapi, saya tidak akan bicara tentang pemilihan anggota legislatif yang tinggal menghitung hari--atau juga pemilihan presiden yang jatuh di waktu yang sama.
BACA JUGA:Mengapa Ada Banyak Orang Tiongkok di Dunia? Ini Sejarahnya
Saya, dapat dikatakan, berada dalam skeptisisme yang akut terhadap fenomena mencengangkan hari ini. Kalau Pusat saja gagal memberi teladan, wajar kalau di daerah semuanya silang sengkarut dan acak kadut!
Di sini, saya ingin bicara tentang bursa Walikota Lubuklinggau dan wakilnya yang bursanya baru akan memanas setelah tanggal cantik 14 Februari nanti.
Tokoh-tokoh Pasca Nansuko
Pasca ditinggalkan Nansuko (Nanan-Sulaiman Kohar), tokoh-tokoh yang muncul, baik karena sudah terang-terangan menunjukkan syahwatnya untuk maju lewat baliho-baliho dan berbagai kegiatan yang marak--bahkan jauh sebelum musim caleg tiba atau mereka yang kerap dibahas dalam percakapan terbatas di kalangan politik atau juga media massa lokal, saya belum melihat satu orang pun yang menyala.
Tentu pendapat ini setelah menempatkan H. Sulaiman Kohar, pasangan Nanan dua periode, di luar bursa.
Tampaknya, di atas kertas, peluang bagi laki-laki yang tahun ini akan menginjak usia 68 tahun itu, berada di atas nama-nama yang baru akan all out setelah pemilihan legislatif nanti menunjukkan arahnya.