Kenali 3 Fase Penyebaran DBD pada Anak Serta Langkah Penanganannya
Ilustrasi artikel 3 Fase Penyebaran DBD pada Anak Serta Langkah Penanganannya-Foto: freepik-
Fase demam berdarah kedua ini terkenal juga sebagai fase kritis, sehingga orang tua wajib waspada.
Kendati demam sudah mulai menurun dan anak tampak pulih, pendarahan masih terus terjadi di dalam tubuh. Alhasil, detak jantung dan tekanan darah berfluktuasi.
Dalam kasus parah, tekanan darah bisa turun ke tingkat yang sangat rendah sampai merusak organ vital, seperti ginjal dan hati. Kondisi ini tentu saja mengancam nyawa jika tidak segera mendapatkan penanganan.
Fase demam berdarah ini bisa terjadi tiga sampai tujuh hari setelah anak mengalami demam. Kemudian, kondisi ini berlangsung selama 24 hingga 48 jam.
Tanda anak telah memasuki fase kritis, yaitu:
- Sakit perut
- Muntah terus-menerus
- Pendarahan dari hidung atau gusi
- Mudah memar
- Feses berwarna hitam dan lengket
- Kesulitan bernafas
3. Fase ketiga (Recovery Phase)
Setelah berhasil melalui masa kritis, anak akan memasuki fase demam berdarah yang ketiga, yaitu masa pemulihan alias recovery. Tahapan ini terjadi dalam 48 hingga 72 jam setelah fase kritis.
Memasuki masa pemulihan, cairan yang tadinya keluar dari pembuluh darah akan masuk kembali ke pembuluh darah.
Bila ibu bertanya-tanya berapa lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Sembuh dari Demam Berdarah, coba cari tahu jawabannya di artikel tersebut.
Jaga selalu si Kecil dari penyakit DBD. Lakukan vaksinasi untuk mencegah terjangkitnya penyakit ini.
Pertolongan Pertama Gejala DBD
- Jangan panik, lakukan pertolongan pertama berikut ini ketika anak mengalami gejala DBD:
- Penuhi kebutuhan cairan anak, yaitu dua sampai tiga liter per hari untuk mencegah dehidrasi.
- Kondisi tersebut bisa memperburuk gejala bahkan mengancam nyawa. Ibu bisa memberikan ASI pada bayi, air putih, susu, jus dan larutan oralit.
- Jangan berikan minuman bersoda dan minuman tinggi gula. Soda justru bisa menarik cairan keluar dari tubuh.